kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menimbang frekuensi khusus untuk jaringan 5G


Kamis, 28 Oktober 2021 / 11:06 WIB
Menimbang frekuensi khusus untuk jaringan 5G
ILUSTRASI. Telkomsel menjadi yang pertama menghadirkan jaringan 5G di Bumi Cenderawasih melalui showcase 'Telkomsel 5G Experience Center'


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

Menurutnya, membandingkan potensi spektrum yang dapat diperoleh untuk keperluan mobile broadband dengan hasil perhitungan kebutuhan spektrum, dapat disimpulkan bahwa potensi spektrum yang dapat diperoleh, dapat memenuhi kebutuhan spektrum mobile broadband hingga 5 tahun mendatang.

"Kalaupun ada operator nanti tidak kebagian lelang frekuensi tersebut, tidak masalah juga bisa dilakukan melalui kerja sama frekuensi,” tuturnya.

Baca Juga: HP 5G Termurah hingga Termahal di Indonesia, Ini Pilihan HP 5G dari Xiaomi

Penetrasi Fixed Broadband

Sementara itu, Direktur Penataan Sumber Daya Kementerian Kominfo RI, Denny Setiawan juga menekankan tidak hanya isu spektrum, tanpa gelaran fiber optic 5G yang digadang-gadang menghadirkan kecepatan bisa terasa seperti 4G.

Ia Juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga sedang berupaya untuk mengimplementasikan millimeter wave, meskipun hingga saat ini upaya tersebut masih menjadi opsi dan belum diputuskan hingga saat ini.

“Ini salah satu isu yang terpenting dalam sektor millimeter wave, karena tanpa fiberisasi akan susah untuk mengoptimalkan layanan 5G,” ujar Denny.

Kendati demikian, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya menilai penetrasi fixed broadband di Tanah Air cenderung flat pertumbuhanya.

“Yang menarik itu tren penetrasi smart home pada 2019 sudah ada 1,5 juta rumah dan saat pandemi Covid-19 tingkat adopsi smart home naik 6,35 juta di 2020, sebenarnya permintaanya tinggi untuk 70 juta rumah itu potensi besarnya Rp 13,6 triliun,” paparnya.

Baca Juga: Cashback Samsung Galaxy M52 5G di flash sale, mulai Senin (25/10), waktu terbatas

Teguh melanjutkan, dari 6,35 juta fixed broadband yang sudah menembus sekitar 8 juta rumah, 6 jutanya sudah mengadopsi smart Home. Padahal menurutnya ini bisa menjadi target pengguatan pengguna internet ke rumah.

Dia juga melihat dari segi kecepatan internet baik mobile atau fixed broadband Indonesia masih berada di bawah Vietnam, Thailand, Brunei, Myanmar, Laos, Malaysia, Kamboja, dan Filipina, dengan catatan kecepatan 14,05 Mbps.

Dengan kecepatan pemuncaknya, dipegang oleh Singapura dengan kecepatan 54,37 Mbps untuk mobile dan fixed broadband sebesar 197,26 Mbps.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×