kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjajal era internet yang baru nyaris cepat


Kamis, 16 April 2015 / 10:15 WIB
Menjajal era internet yang baru nyaris cepat
ILUSTRASI. Betis ramping dan jenjang ala member Blackpink


Reporter: Melati Amaya Dori, Mimi Silvia, RR Putri Werdiningsih, Tedy Gumilar | Editor: Tri Adi

Tak lama setelah operator seluler XL merilis layanan 4G di Medan, Sumatra Utara, pada pertengahan Desember 2014, Lamhot Nababan langsung mencoba layanan baru tersebut. Ia tergiur pada promosi operator yang mengklaim kecepatan akses data internet 4G jauh lebih cepat daripada laju 3G.

Warga kota Medan itu memang merasakan pengalaman berselancar di dunia maya yang lebih cepat ketimbang sebelumnya. Dus, karyawan swasta ini pun merasa cukup puas menggunakan paket 4G XL untuk mengakses internet.

Pengalaman serupa Lamhot juga dirasakan Herry Setiadi Wibowo. Minggu pertama Telkomsel dan XL meluncurkan layanan 4G long term evolution (LTE) di Surabaya, pengamat gadget yang tinggal di Surabaya itu langsung mendaftarkan diri sebagai pengguna keduanya. Sejauh ini, Herry cukup puas menggunakan layanan 4G dari kedua operator tersebut. Pasalnya, kecepatan mengakses data internet 4G jauh melebihi layanan 3G.

Berdasarkan pengalamannya menggunakan Telkomsel, kecepatan akses 3G 1 Mbps saja belum tentu bisa dinikmati. Tapi dengan 4G, kecepatannya bisa mencapai 20-an Mbps, paling apes 15 Mbps–16 Mbps. Sementara jika menggunakan XL, untuk jaringan 3G bisa mencapai
2 Mbps–3 Mbps. Namun, jika menggunakan layanan 4G kecepatan aksesnya berkisar 8 Mbps–10 Mbps.

Operator penyedia layanan 4G LTE sejauh ini masih menggunakan frekuensi 900 MHz. Namun XL, kata Herry, di beberapa titik di kota Surabaya, seperti Jalan Basuki Rahmat, mengujicoba 4G di frekuensi 1.800 MHz. Hasilnya, kecepatan akses internet jauh lebih bagus ketimbang 4G yang berjalan di frekuensi 900 MHz.

Ari Setianto, mahasiswa S2  sebuah universitas di Jakarta, pernah seminggu berada di Bali untuk melakukan sebuah penelitian. Untuk mendukung aktivitasnya di kawasan Kuta, Legian,  Bedugul, Gianyar, ia menggunakan layanan 4G dari Telkomsel. Selama menggunakan layanan 4G Telkomsel di Bali, ia menilai koneksinya cukup bagus.

Namun, Ari yang pernah tinggal di Singapura untuk sebuah urusan selama dua bulan itu tak terlalu puas. Sebab, dibanding layanan data internet di Negeri Merlion, 4G di Indonesia tak ada apa-apanya. “Di Singapura 3G nya sekitar 30 Mbps. Kalau di sini 4G nya sekitar 10 Mbps–14 Mbps. Saya enggak ngerti kenapa provider di Indonesia berani klaim kalau kecepatan segitu sudah 4G,” ujar Ari.


Tak seperti promosi

Nyatanya, klaim operator terhadap layanan 4G masing-masing memang masih jauh dari jangkauan banyak pengguna. Senior Vice President LTE Project Telkomsel Hendri Mulya Sjam menyebut, dengan lebar pita 5 MHz di frekuensi 900 MHz, kecepatan akses data internet 4G Telkomsel mampu mencapai 36 Mbps. Sementara Rashad Javier Sanchez, Act Chief Revenue & Customer Management XL Axiata, pada sebuah kesempatan pertengahan Maret 2015 lalu menyebut, pengguna bisa menikmati akses internet dengan kecepatan hingga 42 Mbps.

Pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung Joko Sunarya menyebut, kecepatan akses 4G yang optimal masih sulit dicapai saat ini. Misalnya saja, mencapai kecepatan akses hingga di atas 100 Mbps. Pasalnya, pengguna musti berada di jangkauan tiga BTS dan pada saat itu hanya satu user yang mengakses layanan. “Masalahnya tidak pernah satu unit BTS cuma dipakai satu orang,” kata Joko.

Terlepas dari hal itu, di atas kertas, kecepatan akses 4G memang jauh lebih baik ketimbang 3G. Salah satu penyebabnya adalah penggunaan teknologi orthogonal frequency division multiplexing (OFDM). Menurut Joko, di kota-kota besar banyak bangunan dan reflektor yang mengganggu perambatan sinyal. Nah, teknologi OFDM di 4G memungkinkan kendala seperti itu teratasi.

Meski merasakan pengalaman yang lebih baik dari sebelumnya, para pengguna 4G masih terganggu dengan terbatasnya jangkauan layanan. Lamhot, misalnya, terpaksa hanya menggunakan paket data 4G di lingkungan rumahnya saja. Jika sedang keluar kota karena urusan pekerjaan, seperti ke Tanah Karo dan Tarutung, ia kerap mematikan layanan internetnya. “Di luar kota sinyal XL timbul tenggelam. Rasanya useless juga kalau di luar kota mencoba 4G XL. Sinyal 3G saja suka enggak dapat,” ujar Hotman.


Dukungan perangkat

Jika Anda tetap ingin merasakan pengalaman menggunakan jaringan 4G saat ini, pilihlah operator yang memang menjangkau wilayah tempat Anda tinggal dan beraktivitas. Selain itu, handset yang digunakan juga mesti mendukung.

Operator seluler penyedia layanan 4G menyediakan daftar gadget yang compatible dengan layanan 4G. Daftar tersebut bisa dilihat di situs resmi masing-masing operator.

Di luar daftar tersebut, Anda juga bisa menggunakan handset yang lain. Informasi saja, kebanyakan smartphone keluaran kuartal II–2014 ke atas sudah bisa mendukung layanan 4G. Menurut Herry, berdasar data awal tahun 2015, ada 1.141 tipe ponsel yang bisa berjalan di frekuensi 1.800 MHz. Sedangkan LTE yang beroperasi di frekuensi 900 MHz ada sebanyak 486 tipe.

Nah, mengingat Indonesia akan melakukan migrasi layanan 4G ke frekuensi 4G, ada baiknya Anda menggunakan ponsel yang bisa beroperasi baik di frekuensi 900 maupun di 1800 MHz. Pilihan ini juga pas buat konsumen yang tidak suka gonta-ganti smartphone. Di pasaran, saat ini ada beberapa smartphone bertipikal seperti itu dengan harga yang terjangkau. Ambil contoh Polytron Zap
5 yang memiliki banderol harga sekitar Rp 1,1 juta.

Perkembangan layanan 4G di Indonesia juga dicermati pabrikan luar negeri. Xiaomi, pabrik-an asal China yang cukup mendapat tempat di Indonesia, baru saja merilis Redmi 2 di harga Rp 1,6 juta. Ponsel ini juga didukung frekuensi 900 MHz/1.800 MHz. “Dua bulan–tiga bulan sebelum di rilis resmi di Indonesia, di black market Redmi 2 belum support 900 MHz. Ini bukti mereka memandang pasar indonesia,” kata Herry.

Anda mau menunggu atau sudah tak sabar lagi?    


Laporan Utama
Mingguan Kontan No. 29 - XIX, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×