kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menpar harapkan event wisata Banyuwangi mampu tarik minat investor


Senin, 29 Juli 2019 / 17:59 WIB
Menpar harapkan event wisata Banyuwangi mampu tarik minat investor


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siapa yang tak kenal Banyuwangi? Kabupaten yang terletak di bagian paling timur pulau Jawa tersebut makin dikenal berkat pesona wisata alamnya. Tak hanya itu, Banyuwangi menjadi salah satu daerah di Indonesia yang menyelenggarakan banyak event wisata.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata (Kempar), Banyuwangi memiliki 99 event pada tahun 2019 dan berhasil menyabet gelar Kota Festival Terbaik tahun 2018.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan beragam atraksi wisata dan event menarik di Banyuwangi diharapkan mampu menarik lebih banyak investor untuk berinvestasi di kabupaten “Sunrise of Java” tersebut.

Salah satu event wisata andalan Banyuwangi adalah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC). Event tahunan tersebut menjadi salah satu event yang masuk ke Top 10 Calender of Event (CoE) Nasional.

“BEC 2019 berturut-turut masuk menjadi Top 10 CoE Nasional. Lalu terdapat dua event yang masuk sebagai Top 100 CoE Nasional yaitu Gandrung Sewu dan Tour de Ijen,” kata Arief dalam keterangan tertulis, Senin (29/7).

Ia menjelaskan dengan adanya beberapa event wisata di Banyuwangi yang masuk dalam event unggulan di Indonesia didukung oleh aksesibilitas. Kemudahan akses tersebut mampu mendorong kunjungan wisatawan.

Aksesibilitas tersebut terus didorong dengan dibukanya penerbangan Citilink rute Denpasar-Banyuwangi pada Agustus 2019. “Adanya tambahan ruter tersebut akan semakin membuka akses wisatawan, perdagangan, dan investasi,” kata Arief.

Bupati Banyuwangi Azwar Anas menjelaskan bahwa BEC memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Banyuwangi. Ia menyebut pelaksanaan BEC berbeda dengan event-event carnival lain di Indonesia.

“Yang membuat beda Banyuwangi Ethno Carnival, kegiatan ini diinisiasi dari bawah, dari masyarakat. Dan banyak event di Banyuwangi tidak menggunakan EO, termasuk BEC. Semua dikerjakan langsung masyarakat dan merupakan hasil swadaya,” tuturnya.

Azwar Anas menjelaskan dalam pelaksanaan BEC yang dinilai bukanlah bagus atau megahnya kostum yang ditampilkan para peserta karnaval. Tapi lebih kepada keterlibatan masyarakat dalam event tersebut.

"Oleh karena itu, BEC bukan hanya event pariwisata. Tapi event yang menggerakkan dan mengumpulkan masyarakat Banyuwangi. Di event inilah masyarakat guyub, kumpul bersama-sama,” ungkapnya.

Azwar Anas menambahkan, untuk menyaksikan BEC banyak orang rela datang dari kampung. Mereka menggelar tikar sehingga event ini menjadi perekat masyarakat Banyuwangi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×