Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ekspor yang dilakukan PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) merupakan prestasi yang patut diapresiasi.
Seperti diketahui Mitsubishi akan mengekspor mobil Xpander sebanyak 30.000 unit per tahunnya. Jumlah tersebut sekitar 12,5% total produksi MMKI. Tujuan ekspor tersebut meliputi negara Asia, Amerika Latin, Afrika seperti Thailand, Filipina, Vietnam, Sri Lanka, Bolivia dan Mesir.
Menurut Airlangga, untuk memproduksi mobil Xpander, MMKI telah mengikutsertakan sekitar 120 industri komponen dalam negeri dengan tingkat kandungan lokal diperkirakan sekitar 65%.
"Hal tersebut tentunya merupakan sebuah capaian yang membanggakan bagi industri otomotif nasional maupun kita semua," ungkapnya saat memberikan sambutan di Indonesia Kendaraan Terminal di Jakarta, Rabu (25/4).
Apalagi berdasarkan data di 2017 ekspor kendaraan bermotor mengalami peningkatan hampir 20% yaitu 231.000 unit dalam bentuk CBU. Sementara ekspor dalam bentuk komponen mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu naik 1200% dari tahun 2016, menjadi 81 juta pieces komponen.
"Kita berharap, dengan adanya ekspor mobil Xpander ini, dapat menjadi pemicu bagi industri kendaraan bermotor lainnya untuk meningkatkan ekspornya," tambah Airlangga.
A post shared by Sekretariat Kabinet (@sekretariat.kabinet) on
Sekadar tahu saja, ekspor yang dilakukan Mitsubishi ini dilakukan per hari ini. Untuk tahap pertama, Mitshubishi akan mengekspor 3.000 unit mobil Xpander ke Filipina. "Hari ini juga tahun yang lalu yaitu pada tanggal 25 April 2017, Bapak Presiden meresmikan pabrik MMKI dengan total Investasi sebesar Rp. 7,1 triliun," katanya.
Selain terkait ekspor, Menperin juga mengapresiasi komitmen Mitsubishi Group dalam mendukung pengembangan kendaraan masa depan berupa pemberian bantuan kendaraan listrik melalui hibah 8 unit Mitsubishi Outlander teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dan 2Mitsubishi i-MiEV teknologi Battery Electric Vehicle (BEV) kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian, pada 26 Februari 2018 yang lalu.
Menurutnya hal itu merupakan awal yang baik dalam menyukseskan program LCEV, yang telah kami tetapkan dalam road map industri otomotif nasional.
Bantuan hibah kendaraan listrik tersebut bertujuan untuk dapat melakukan studi dan sosialisasi bersama dengan 8 Kementerian dan Lembaga terkait, untuk mendapatkan respon konstruktif dalam membuat kebijakan dan regulasi pengembangan industri kendaraan rendah karbon yang lebih baik.
Berdasarkan Roadmap Industri otomotif tersebut, maka pada tahun 2025, MMKI bersama industri kendaraan bermotor dalam negeri lainnya ditargetkan mampu memproduksi 20% kendaraan bermotor rendah karbon untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
Untuk menjawab tantangan pengembangan industri tersebut, Pemerintah hadir dengan menyediakan berbagai fasilitas insentif berupa relaksasi persyaratan, pengurangan, hingga pembebasan pajak, antara lain dalam bentuk tax allowance, Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP), Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), kemudahan importasi menggunakan skema CKD-IKD, dan rencana insentif potongan penghasilan kena pajak untuk perusahaan yang melakukan kegiatan vokasi untuk meningkatkan kemampuan SDM, serta pemberian super tax deduction untuk industri yang melakukan kegiatan research, design, and development.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News