Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Pusat manufaktur ASEAN
Airlangga pun menyebutkan, di tahun-tahun mendatang, akan ada lebih banyak kebijakan fiskal dan sektor yang difasilitasi oleh pemerintah. Upaya strategis ini diyakini mampu memacu pertumbuhan industri dan ekonomi ke level selanjutnya.
“Indonesia diproyeksikan menjadi pusat manufaktur di ASEAN dengan beberapa sektor industri yang telah memiliki struktur mendalam, mulai dari hulu hingga hilir, seperti otomotif, tekstil dan garmen, makanan dan minuman, logam, serta dan kimia,” ungkapnya.
Di sektor otomotif, Indonesia memiliki potensi besar karena produksi mobil tahun lalu mencapai 1,34 juta unit dengan nilai US$13,8 miliar per tahun. “Saat ini, terdapat empat perusahaan otomotif utama yang menjadikan Indonesia sebagai pemain penting dalam global supply chain,” terangnya.
Airlangga menyampaikan, Pemerintah Indonesia tengah menyusun peta jalan industri otomotif untuk menjadi pabrikan kendaraan rendah emisi terbesar di ASEAN, khususnya yang menggunakan teknologi Electrified Vehicle (EV).
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan insentif fiskal untuk kendaraan listrik serta regulasi yang efektif untuk mendukung industri kendaraan listrik.
Bahkan, pemerintah akan menawarkan super deductible tax hingga 200% bagi industri yang melakukan kegiatan Research & Development (R&D), serta merencanakan lebih banyak peluang lain di tahun-tahun mendatang.
“Kami mengundang Anda untuk datang ke Indonesia dan melihat sendiri peluang-peluang yang ada. Saya dapat menyampaikan, selama dua hari di Tokyo, saya telah bertemu dengan pimpinan perusahaan Jepang yang terlihat sangat puas dengan Indonesia. Dari pertemuan-pertemuan tersebut, saya optimis akan ada tambahan investasi dari Jepang ke Indonesia,” papar Airlangga saat bicara di hadapan para pengusaha Jepang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News