kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mentan nilai impor beras hanya lemahkan petani


Senin, 26 Oktober 2015 / 15:36 WIB
Mentan nilai impor beras hanya lemahkan petani


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Arman Sulaiman melakukan melakukan panen raya padi di Desa Toshiba, Kecamatan Samaturu, Kabupaten Kolaka, Sabtu (24/10).

Panen raya ini turut didampingi Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, dan Bupati Kolaka Ahmad Safei.

Dalam kesempatan itu, Mentan bersama rombongan tiba di lokasi panen pukul 10.00 WITA disambut meriah oleh masyarakat petani, penyuluh, dan para pemangku kepentingan. Tanpa mengulur waktu, Mentan dan rombongan langsung melakukan panen raya padi sawah seluas 1.150 hektare (ha) yang produktivitasnya 8,1 ton per ha.

Dalam panen padi tersebut, Amran menyampaikan telah memberikan bantuan untuk Kabupaten Kolaka sebesar Rp 122 miliar dari tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 4,6 miliar. Kemudian bantuan untuk Sulawesi Tenggara sebesar Rp 865 miliar dari bantuan sebelumnya hanya sebesar Rp 65 miliar.

Dengan besarnya bantuan tersebut, ia menekankan agar dapat meningkatkan produksi pangan. Apabila gagal, Mentan mengancam akan mencabut anggaran di tahun depan. “Apabila produksi tahun depan tidak meningkat, maka bantuan akan kami hentikan,” kata Mentan dalam keterangan pers, Senin (26/20).

Pada kesempatan itu, Bupati Kolaka Ahmad Safei menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas kedatangan Mentan untuk melakukan panen raya padi dan berdialog dengan petani serta besarnya bantuan yang telah diguyurkan ke Kolaka.

Menurutnya, hal tersebut akan memberikan motivasi kepada para petani dan pemerintah daerah dalam menggenjot peningkatan produksi pangan, khusus komoditi padi agar dapat memberikan kontribusi pada ketersediaan beras nasional.

Menurut Ahmad, Kabupaten Kolaka memiliki potensi pangan yang menjanjikan yakni 11.250 ha lahan sawah dengan realisasi tanam 10.000 ha. Produktivitas rata-rata padi yang dihasilkan yakni 5,5 ton per ha.

“Dengan potensi tersebut, di tahun 2014 Kabupaten Kolaka mengalami surplus beras sebesar 15.761,87 ton. Ini tentunya turut membantu menyediakan stok beras nasional, sehingga kita bisa berdaulat atau tidak perlu impor,” ungkap Ahmad.

Sementara itu, Mentan mengaku senang bisa melakukan panen raya padi dan dapat membangun pertanian di Kolaka. Kepada para petani, Mentan menyampaikan bahwa musim kemarau panjang yang terjadi saat ini tidak mempengaruhi produksi padi, dan bahkan petani setelah melakukan panen langsung melakukan penanaman.

“Buktinya, kami dalam bulan ini secara berturut-turut melakukan panen raya padi di berbagai daerah yaitu Blitar, Tuban Jawa Timur, Kalimantan, Karawang, Subang Jawa Barat dan saat ini di Kolaka. Besok kami juga akan melakukan panen raya padi di Pinrang dan Wajo Selawesi Selatan,” ujar Mentan.

Lebih lanjut Mentan menjelaskan, dengan masih berlangsungnya proses panen dan tanam di semua daerah, hal ini menunjukkan produksi dan ketersediaan beras nasional aman sehingga dipandang belum dibutuhkan impor.

Menurutnya, impor dapat melemahkan petani dalam negeri dan memperkuat negara lain. “Kalau kita impor itu artinya melemahkan petani sendiri dan memperkuat negara dan petani di negara lain. Sebaliknya apabila kita tidak impor, itu memperkuat petani dan negara kita,” tegas Mentan.

Untuk itu, dalam menggenjot produksi di Kolaka, Mentan memberikan bantuan berupa 12 unit alat tanam (transplater), benih jagung sebanyak 60 ribu kilogram (kg) untuk lahan seluas 4 ribu ha, dan bantuan dana 6 miliar untuk kelompok tani yang disalurkan melalui buku rekening.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×