kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Mentan tambah alat panen & tanam padi di Jatim


Rabu, 30 September 2015 / 12:03 WIB
Mentan tambah alat panen & tanam padi di Jatim


Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjanji akan menambah bantuan peralatan panen dan tanam untuk para petani di Jawa Timur (Jatim), sehingga bisa meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya.

Menteri Amran mengatakan, 6.000-an alat mesin pertanian pada 2015 untuk Jawa Timur belum tersebar merata karena luasnya wilayah. "Pengadaan ini akan kami tambah lagi, tapi nanti yang banyak alat panen dan alat tanam," katanya saat mengunjungi panen padi petani di Desa Bulut, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu (30/9).

Untuk petani di Desa Bulut sendiri akan ditambah alatnya. Ia mengatakan, traktor yang disalurkan pada 2016 cukup 200 saja, sementara anggaran yang ada dialihkan untuk menambah jumlah alat mesin panen dan alat mesin tanam.

"Tunggu saja, pasti akan datang alatnya," kata Amran kepada salah satu petani Desa Bulut.

Ia mengatakan, jika pada anggaran 2015 bantuan yang diberikan sebanyak 460 alat mesin panen, maka untuk anggaran 2016 ia menginginkan agar alat panen itu naik menjadi 1.000-1.500 unit.

"'Switching' (peralihan) dari traktor ke 'combine harvester' (alat panen) dan 'transplanter' (alat tanam)," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan ibu-ibu yang bekerja mencari padi di sisa panen diharapkan akan dijadikan sebagai operator pertanian. Kepada mereka akan dikirimkan dua alat panen sehingga dapat menambah produktivitasnya.

"Kalau bisa ibu-ibu ini dibuat kelompok, dari mencari sisa padi beralih untuk operasikan alat," ujarnya.

Ia mengatakan tenaga kerja yang tidak mempunyai lahan akan dapat mengoperasikan alat sehingga dapat menambah penghasilannya.

"Kirim alat panen untuk ibu-ibu, tenaga kerja yang tidak punya lahan dialihkan jadi operator," katanya.

Ia mengimbau jangan sampai petani yang ekonominya sudah kuat malah mendapatkan alat, sementara yang membutuhkan belum tersalurkan.

Afandi, anggota kelompok pertanian Marsudi di Desa Bulut mengaku kekurangan alat untuk mengelola lahan pertanian.

"Petani sini kan yang tanam itu tenaganya kurang," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU

[X]
×