Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) optimistis menyambut tahun 2025 dengan target pertumbuhan penjualan sebesar 6% hingga 10%. Proyeksi ini sejalan dengan berbagai inisiatif ekspansi bisnis yang tengah disiapkan, meskipun perusahaan mencatat penurunan penjualan pada tahun 2024.
Direktur Keuangan JTPE, Lukito Budiman, mengungkapkan bahwa total penjualan perusahaan sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 2,1 triliun, mengalami penurunan sebesar 7,8% year-on-year (YoY) dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,3 triliun.
Namun demikian, laba bersih JTPE justru mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 12,4%, dari Rp 225,6 miliar di tahun 2023 menjadi Rp 253,7 miliar di 2024.
Dalam lima tahun ke depan Jasuindo berencana akan masuk ke pasar telekomunikasi. "Salah satu pasar yang akan kita masuk adalah pasar telekomunikasi. Itu kita mulai dari tahun ini. Salah satu produknya adalah SIM card," beber Lukito dalam agenda publik ekspose JTPE, Kamis (12/6).
Baca Juga: Gelar RUPS, Jasuindo Tiga Perkasa (JTPE) Sepakat Tebar Dividen Final Rp 17 per Saham
Selain itu, perseroan juga akan melakukan ekspansi ke bisnis Radio Frequency Identification (RFID) dan juga hardware.
"Selain itu, kita juga akan expand ke teknologi RFID. Itu untuk retail bisnis kita, contohnya seperti tag label di pakaian, maupun tag di aset-aset perusahaan. Kita juga akan masuk ke dalam hardware maupun sistem manajemen data biometrik itu sendiri," tambahnya.
Dengan berbagai opportunity tersebut, Lukito optimistis kinerja perseroan akan terus menukik.
Lebih lanjut, perseroan menganggarkan dana capital expenditure (Capex) sebesar Rp 60 miliar. Dana tersebut akan dialokasikan untuk menambah kapasitas lewat penambahan mesin serta juga untuk memodernisasi supaya lebih produktif.
Soal tantangan, Lukito menjelaskan bila kondisi ekonomi global yang masih belum stabil turut dirasakan oleh perseroan.
"Kemudian yang kedua, itu adalah juga melihat tantangannya tentang domestik adalah pertumbuhan ekonomi yang dikirakan melambat pada tahun 2025. Dari sekitar 5% menjadi di bawah 5%, itu juga menjadi tantangan kita," jelasnya.
Namun, dengan adanya rencana ekspansi RFID dan berbagai opportunity, perseroan yakin langkah tersebut bisa menambah revenue perusahaan.
"Untuk ekspansi rencana RFID, itu termasuk dalam plan joint venture kita. Marketnya sudah ada dan produksinya sudah ada, itu bisa langsung jalan. Dan dengan tanda tangan digital sendiri, kita expect tahun ini untuk menambah revenue kisaran 2-3% dari revenue dari dua lini bisnis ini," katanya.
Selanjutnya: Serangan Israel ke Iran, Rusia: Tak Beralasan dan Langgar Piagam PBB
Menarik Dibaca: Penderita Kolesterol Tinggi Tidak Boleh Makan Sayuran Apa? Cari Tahu di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News