Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia menegaskan rencana ekspor listrik hijau ke Singapura akan diprioritaskan bagi perusahaan swasta.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Singapura, Jumat (13/6).
Menurut Bahlil, ekspor energi baru terbarukan (EBT) tersebut tidak wajib melibatkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Baca Juga: Ekspor Listrik ke Singapura Digarap Swasta, Bahlil: PLN Bukan Prioritas
Meski demikian, keterlibatan PLN tetap dimungkinkan dengan mempertimbangkan tanggung jawab utamanya dalam negeri, khususnya pembangunan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 GW sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hingga 2034.
Ekspor listrik EBT ini, kata Bahlil, berpotensi mendatangkan investasi asing lebih dari US$ 10 miliar dari tiga proyek awal. Namun ia belum mengungkap daftar perusahaan swasta yang akan dilibatkan dalam konsorsium ekspor tersebut.
Sebagai tindak lanjut MoU, Kementerian ESDM akan membentuk tim kerja khusus untuk menyusun regulasi ekspor dan mengevaluasi aturan yang telah ada.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu mengatakan tim tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan ekspor lintas batas ini.
Baca Juga: Ekspor Listrik ke Singapura Digarap Swasta, Bahlil Bilang Begini
Sebelumnya, rencana ekspor listrik hijau ke Singapura telah dijajaki sejak 2024 di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Saat itu, Menteri Koordinator Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan ekspor hingga 3 GW atau senilai US$ 30 miliar.
Dalam MoU sebelumnya, lima perusahaan swasta tercatat siap menjadi pelaksana proyek ekspor, yaitu:
- Pacific Medco Solar Energy Pte Ltd (0,6 GW)
- Adaro Solar International Pte Ltd (0,4 GW)
- EDP Renewables APAC (0,4 GW)
- Vanda RE Pte Ltd (0,3 GW)
- Keppel Energy Pte Ltd (0,3 GW)
Baca Juga: Menilik Untung Rugi RI Ekspor Listrik Hijau ke Singapura
Pemerintah berharap langkah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok energi bersih di kawasan Asia Tenggara, sekaligus menarik investasi strategis di sektor energi terbarukan.
Selanjutnya: Mengenal FloDeg, Alat Pendeteksi Kanker Pertama Produk Indonesia
Menarik Dibaca: Jangan Campurkan 4 Kandungan Skincare Ini dengan Sulfur, AHA Termasuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News