Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) memastikan pasokan beras tahun ini aman. Bahkan, targetnya, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan beras sendiri hingga 2019 mendatang. Untuk menjaga stok beras tetap ada, Menteri Pertanian menugaskan Perum Bulog menyerap gabah petani secara maksimal.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman mengatakan, Serap Gabah (Sergab) petani ditargetkan 25.000-30.000 ton per hari pada April mendatang. “Bulan lalu, kami hanya mampu menyerap 2.000 ton per hari. Awal bulan ini sampai Jumat kemarin, serapan naik 19.000-20.000 ton per hari,” katanya dalam pertemuan Akselerasi Serap Gabah Petani, Minggu (26/3).
Realisasi Sergab tertinggi berada di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Amran menjelaskan, saat ini stok beras di gudang Perum Bulog sekitar 1,9 juta ton. Menurutnya, stok ini lebih dari cukup untuk persediaan setahun. Apabila selama tiga bulan ke depan, target penyerapan 30.000 ton per hari dapat terealisasi, maka akan ada stok sebanyak 2,5 juta ton-3 juta ton. “Jika semua target terealisasi, artinya, kita bisa aman sampai 2019. Semua tergantung stok dan produksi kita,” ungkapnya.
Di samping itu, luas tambah tanam atau indeks tanam diklaim meningkat hingga 1 juta hektare (ha) dibanding tahun lalu. “Hari ini bukan seperti zaman dulu, dengan strategi baru, tiap hari tanam, tiap hari panen. Jadi tak ada hari tanpa tanam dan panen, juga mengolah tanah,” papar Amran.
Perum Bulog mengalokasikan anggaran sekitar Rp 30 triliun untuk penyerapan gabah sepanjang 2017. Direktur Pengadaan Perum Bulog, Tri Wahyudi mengatakan, jika anggaran yang disiapkan belum mencukupi, Perum Bulog akan meminjam dana perbankan yang dijamin pemerintah. Total serapan Perum Bulog mulai Januari-Maret 2017 mencapai 377.000 ton.
Tri mengutarakan, saat ini, kondisi kadar air gabah petani masih tinggi. Akan tetapi, Perum Bulog telah menyiapkan 51 mesin pengering atau dryer untuk menurunkan kadar air. Perum Bulog juga menggandeng mitra untuk penyediaan gudang dan dryer. “Semua cara akan kami pakai, termasuk dengan mitra, agar serapan gabah bisa lebih banyak dan harga beli juga bagus,” pungkas Tri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News