Sumber: Antara | Editor: Dikky Setiawan
MOJOKERTO. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaeman di Mojokerto, Jawa Timur, Jumat menargetkan Indonesia bisa swasembada jagung paling lambat tahun 2018.
"Saat ini kami membangun sistem supaya petani sejahtera, pengusaha untung dan konsumen tersenyum. Dan yang hari ini kami bahagia lagi yaitu transaksinya dibayarkan secara tunai pada hari ini," katanya saat panen jagung di lahan kemitraan petani jagung binaan PT BISI Internasional Tbk seluas 20 hektar di Kecamatan Dlanggu, Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (15/7).
Ia mengemukakan, pemerintah sangat mendukung adanya program kemitraan ini salah satunya adanya bantuan program kemitraan sebesar 100 ribu hektar yang tersebar di Sumatera Utara, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB dan Sulawesi Selatan.
"Jika ada 10 pengusaha yang melakukan program seperti ini artinya akan ada 1 juta hektar dan tidak ada lagi impor jagung, ini luar biasa. Pemerintah akan menyuport melalui regulasi dan kalau sudah cukup dalam negeri impor tutup," katanya.
Menurutnya, sampai dengan saat ini pemenuhan kebutuhan jagung turun sebanyak drastis 47 persen atau sekitar 800.000 sampai dengan satu juta ton.
"Impor jagung turun, sampai hari ini 47 persen atau sekitar 800.000 sampai satu juta ton. Kami targetkan tahun depan tidak ada impor lagi. Paling lambat tahun 2018," katanya.
Amran optimistis dalam waktu dua tahun ke depan, Indonesia tak akan lagi mengimpor jagung, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun industri pakan ternak.
"Pemerintah support regulasi, kalau cukup dalam negeri kami tutup impor. Harga kami jamin. Kami garansi kalau ada harga di bawah Rp 2.750, Bulog langsung beli. Itu perintah, bukan imbauan. Itu sudah Perpres, harga jagung kering Rp 3.150," katanya.
Kemitraan yang Amran maksudkan, seperti yang dilakukan PT BISI dan PT Charoen Pokphand Indonesia (CPI). Sebagai produsen benih jagung hibrida, PT BISI menjalin kemitraan dengan para petani dengan cara memberi pinjaman benih dan melakukan pembinaan. Tahun ini pola kemitraan itu akan menyentuh 100 ribu hektar lahan petani.
"Pola ini sangat bagus, PT CPI sudah membeli jagung petani Rp 3.450. Inilah yang kami dambakan. Kalau ada 10 pengusaha seperti ini, akan mencapai 1 juta hektar. Kalau 1 juta hektar enggak lagi impor," ujarnya.
Sementara Presiden Direktur PT BISI Internasional Jemmy Eka Putra menjelaskan tahun ini pihaknya menargetkan kemitraan dengan petani mencapai 100.000 hektar. Tersebar di lima provinsi utama penghasil jagung. Antara lain, Jatim, Jateng, Sulsel, Lampung dan Sumut.
Hingga saat ini, target itu telah tercapai 30.000 hektar. Salah satunya di Kabupaten Mojokerto seluas 5 ribu hektar.
"Petani kami beri pinjaman benih jagung dibayar pasca panen. Kita melakukan pembinaan cara tanam yang baik, manajemen saat penanaman, dan pasca panen agar jangan sampai jagung jamuran," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT CPI Thomas Effendy menuturkan, jika target kemitraan petani dengan PT BISI tahun ini tercapai 100 ribu hektar, maka jagung yang dihasilkan diprediksi mencapai 800 ribu ton.
"Itu masih dibawah kebutuhan kami dan tak ada masalah untuk membeli itu. Kami komitmen membeli hasil panen petani dengan harga pasar. Kalau harga pasar di bawah harga referensi pemerintah Rp3.150, maka kami akan beli sesuai harga referensi pemerintah," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News