Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pemerintah akan berfokus mendahulukan pengembangan energi listrik panas bumi. Dia menilai, potensi panas bumi di Indonesia melimpah yakni mencapai 24 GW namun yang dikembangkan baru 2,1 GW.
Salah satu cara untuk mendanai pengembangan panas bumi adalah dengan mendorong perusahaan geothermal milik pemerintah, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) untuk go public ke bursa.
Erick mengemukakan, PGE akan lebih dulu masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) karena cenderung memiliki keuangan yang lebih sehat, sementara PLN akan menyusul sembari memperbaiki kinerja keuangannya.
"Step awal sudah kita lakukan dengan PGE, supaya kita bisa kembali mendapat akses dana untuk berkembang, salah satu pilihannya adalah Go Public, agar tidak membebani keuangan negara terus menerus," jelasnya dalam acara Webinar Special Event Road to G20 by Himpuni, Selasa (25/10).
Baca Juga: PGE Kembangkan Teknologi Binary untuk Memaksimalkan Potensi Pembangkit Panas Bumi
Erick menyatakan, pihaknya akan mendahulukan pengembangan potensi panas bumi yang kemudian secara beriringan diikuti dengan potensi energi baru dan terbarukan (EBT) lainnya. Erick mencontohkan, energi angin yang menurut salah satu konsultan potensinya besar di Banten dan Sumba 1,6 GW.
Tidak hanya itu, potensi energi surya di Tanah Air juga cukup besar karena Indonesia merupakan negara tropis. Salah satu terobosan yang sudah dibangun ialah floating solar panel di Cirata (PLTS Cirata).
Menurutnya, melalui pengembangan PLTS Terapung ini menjadi opsi percepatan solar panel karena tidak perlu melewati hambatan pembebasan lahan yang bisa memakan waktu hingga tahunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News