kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PGE Kembangkan Teknologi Binary untuk Memaksimalkan Potensi Pembangkit Panas Bumi


Senin, 17 Oktober 2022 / 20:08 WIB
PGE Kembangkan Teknologi Binary untuk Memaksimalkan Potensi Pembangkit Panas Bumi
ILUSTRASI. Pertamina Geothermal Energy (PGE)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) berupaya meningkatkan kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerjanya melalui pendekatan Co Generation dengan teknologi binary.

Teknologi Binary yang dikembangkan PGE adalah berupa fasilitas yang memungkinkan pemanfaatan brine atau air panas bumi untuk menghasilkan listrik sebelum brine tersebut diinjeksi kembali ke dalam bumi.

“Jadi pembangkit panas bumi tidak hanya andalkan uap, tapi juga air panas dari dalam bumi. Kalau air panas ini bisa dioptimalkan, maka kapasitas listrik yang dihasilkan juga akan meningkat,” terang Ahmad Yuniarto, President Director Pertamina Geothermal Energy ketika ditemui Kontan di sela acara SOE International Conference, Senin (17/10).

Salah satu keunggulan teknologi Binary adalah tidak memerlukan pengeboran sumur baru, sehingga penerapannya lebih cepat dan risikonya lebih rendah. Keunggulan lain teknologi ini adalah konstruksi pembangunannya lebih cepat karena sistemnya bersifat modular.

Baca Juga: Dorong Energi Hijau, Kilang Pertamina Internasional (KPI) Optimalkan Green Refinery

Ahmad melanjutkan, teknologi Binary akan diterapkan pada proyek-proyek pembangkit panas bumi PGE dengan target kapasitas 210 Megawatt (MW). Untuk saat ini, PGE telah menjalankan pilot project pemanfaatan teknologi Binary di Wilayah Kerja Lahendong dengan kapasitas 500 kW.

Penerapan teknologi Binary untuk pembangkit panas bumi dengan kapasitas hingga 210 MW ditargetkan bisa tercapai dalam waktu 5 tahun. Maka dari itu, selama kurun waktu tersebut PGE membutuhkan investasi sekitar US$ 2 miliar.

“Karena proyek kami bersifat green energy, ini akan menjadi keuntungan kompetitif dalam memperoleh dukungan berbagai pendanaan yang bersifat green financing,” tandas Ahmad.

Sebagai informasi, saat ini PGE mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dengan kapasitas terpasang lebih dari 1,8 Gigawatt (GW), yang mana 672 MW di antaranya dikelola langsung oleh PGE sedangkan 1.205 MW dikelola dengan skenario Kontrak Operasi Bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×