Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi Badan Layanan Umum (BLU) Batubara ditargetkan dimulai pada kuartal I 2023 mendatang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, saat ini peleburan organisasi untuk mengelola BLU masih dilakukan.
"Jadi BLU kita lagi proses, mudah-mudahan bisa diselesaikan. Kita harapkan kuartal I 2023 sudah berjalan," kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (2/12).
Arifin menjelaskan, nilai kompensasi ditetapkan beragam bergantung pada kalori batubara yang dihasilkan. Selain itu, Kementerian ESDM juga masih memfinalisasi hitung-hitungan pungutan yang akan dikenakan.
Baca Juga: Terkait Pelaksanaan BLU Batubara, Pelaku Usaha Siap Ikuti Ketentuan
Nantinya, para perusahaan batubara akan mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB). Dari situ akan dilihat kalori batubara yang diproduksi sehingga dapat ditentukan besaran tarif yang harus disetorkan.
Harga patokan US$ 70 per ton masih akan dikenakan untuk Domestic Market Obligation (DMO). Nantinya, melalui skema BLU Batubara, pelaku usaha akan mendapatkan kompensasi untuk selisih harga pasar dengan harga patokan yang dikenakan.
Arifin menambahkan, salah satu pertimbangannya yakni untuk menjaga tarif listrik. Namun, banyak faktor lain yang mempengaruhi tarif listrik.
"Walau pemerintah tetap mengeluarkan subsidi dan kompensasi jadi faktor untuk harga itu bukan hanya batubara saja, ada kurs, harga migas, faktor inflasi juga ada," kata Arifin.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyampaikan, dengan asumsi harga batubara acuan (HBA) sebesar US$ 200 per ton maka dana yang dikelola BLU Batubara diperkirakan mecapai Rp 137,6 triliun.
Baca Juga: BLU Batubara Hampir Rampung, Pemerintah Jelaskan Harga DMO yang Bakal Berlaku
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.