Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyatakan komitmen pemerintah untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi. Menurutnya, komitmen itu beriringan dengan pemanfaatan energi terbarukan, sebagai sumber energi prioritas Indonesia ke depan.
Arifin mengungkapkan, bauran energi nasional menargetkan pemanfaatan gas sebesar 22% pada 2025 dan 24% pada 2050. Hal itu diungkapkannya dalam Keynote Speech di Gas Exporting Countries Forum-Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (GECF-ERIA) Joint Online Workshop, Kamis (16/7).
"Pemerintah mengembangkan pasokan gas untuk memenuhi permintaan yang terus tumbuh, di sisi lain juga memastikan bahwa kegiatan gas hulu masih menarik bagi investor," sebut Arifin.
Baca Juga: Kementerian ESDM terus memacu kinerja sektor energi selama masa pandemi Covid-19
Dia membeberkan, pada tahun 2019 sektor listrik dan industri tercatat sebagai konsumen gas terbesar di negara ini, masing-masing memanfaatkan 14% dan 26%. Gas juga digunakan sebagai bahan baku dalam industri pupuk, LNG domestik, lifting minyak, jaringan gas kota, dan transportasi, dengan pemanfaatan gas untuk pasar domestik mencapai 66%.
Arifin bilang, untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas domestik dan mencapai target bauran energi, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.
"Peraturan ini akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing industri," katanya.
Lebih lanjut, Arifin mengungkapkan bahwa pemerintah juga telah menetapkan program konversi solar ke gas bumi untuk pembangkit listrik. Program ini bertujuan untuk mengurangi impor BBM jenis Heavy Fuel Oil (HFO), dan konsumsi High Speed Diesel (HSD).
Kementerian ESDM telah mengeluarkan peraturan tentang penugasan PT. Pertamina terkait pasokan dan pengembangan infrastruktur LNG serta penugasan konversi diesel ke gas untuk pembangkit listrik kepada PT PLN.
Total kapasitas pembangkit listrik yang akan dialihkan dari diesel ke gas alam adalah 1.697 MW, dengan volume gas 166,98 Miliar British Thermal Unit per Day (BBTUD) di 52 lokasi.
Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengembangkan infrastruktur pipa gas, khususnya pada 3 transmisi pipa gas, yaitu: (i) Pipa West Natuna Transportation System (WNTS); (ii) KEK Sei Mangkei-Dumai; dan (iii) Cirebon-Semarang.
Transmisi pipa gas ini didedikasikan untuk memenuhi permintaan domestik, terutama untuk industri dan pembangkit listrik.
Baca Juga: Produksi lapangan Banyu Urip bakal dipacu ke 235.000 bph
Menurut Arifin, pengembangan Jaringan Gas Kota (jargas) juga menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Program ini bertujuan untuk menyediakan energi yang bersih, terjangkau, efisien dan ramah lingkungan. Pada tahun 2019, pembangunan jargas telah mencapai 537.936 sambungan rumah, dan dalam 5 tahun mendatang ditargetkan mencapai 4 juta sambungan rumah.
Terakhir, pemerintah mendorong pengembangan LNG Small Scale dan Virtual Pipeline. "Rencana ini dilakukan untuk mengamankan pasokan energi di daerah-daerah tertentu dengan kendala geografis, terutama di pulau-pulau kecil yang tersebar di bagian timur Indonesia," pungkas Arifin.
Sebagai informasi, acara workshop ini merupakan acara lanjutan dari tahun sebelumnya yang diselenggarakan di Jakarta pada 22-23 Juli 2019.
Gas alam dinilai menjadi kunci dalam masa transisi ke energi bersih khususnya di wilayah ASEAN karena gas mempunyai keunggulan sebagai energi fosil yang rendah emisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News