Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan rencana untuk pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) perlu memperhatikan beban negara.
Bahlil menuturkan dirinya menyepakati apa yang telah disampaikan oleh Presiden Prabowo soal target Indonesia bakal memensiunkan dini PLTU dalam 15 tahun ke depan dalam rangka mewujudkan Indonesia menuju Net Zero Emission. Bahlil mengakui bahwa sebagai pembantu Presiden dirinya akan melakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai yang diarahkan Presiden Prabowo.
"Nah terkait dengan pensiun beberapa pembangkit listrik, kita lagi exercise. Karena energi baru terbarukan itu penting bagi bangsa kita, tapi tidak mesti membebani negara kita dan masyarakat kita. Ini yang kita lagi ada exercise," kata Bahlil di Kementerian ESDM, Jumat (22/11).
"Tapi apa yang disampaikan oleh Bapak Presiden Prabowo di G20 adalah harus kita jalankan. Wong perintah yang kita harus lakukan," tambah dia.
Baca Juga: Sinyal Positif Prabowo Mempercepat Transisi Energi
Saat ini, kata Bahlil, pihaknya sedang melakukan exercise dan rapat koneksi untuk keperluan keuangan dan lembaga pembiayaannya untuk PLTU di Cirebon, Jawa Barat.
"Karena pasti energi baru terbarukan itu harganya mahal. Itu udah pasti mahal. Ini antara komitmen kita dengan dunia dan kondisi dalam negeri. Nah karena itu bertahap, kita akan dorong ke sana bertahap." tutur Bahlil.
Rencananya, Bahlil akan mengumumkan PLTU mana lagi selain PLTU Cirebon yang akan dipensiunkan setelah melakukan exercise dan menunggu arahan langsung dari Presiden Prabowo yang belum balik dalam lawatannya.
"Nanti saya akan minta arahan-arahan lebih teknis, saya malam ini akan ikut berangkat ke Uni Emirat Arab," pungkas Bahlil.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menargetkan bakal menyuntik mati Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam 15 tahun ke depan. Hal ini disampaikan dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Brasil, Prabowo optimis Indonesia bakal mencapai target Net Zero Emission (NZE) sebelum 2050, lebih cepat daripada yang ditargetkan sebelumnya pada 2060.
Prabowo meyakini pensiun dini PLTU tenaga batu bara bisa tercapai dalam 15 tahun ke depan ditopang oleh cadangan panas bumi Indonesia yang melimpah.
"Kami berencana memensiunkan pembangkit tenaga listrik dan energi fosil kami dalam 15 tahun ke depan dan berencana membangun 75 giga watt (GW) pembangkit listrik energi terbarukan," kata Prabowo.
Baca Juga: Kemenkeu: Kebutuhan Dana Transisi Energi Sentuh Rp 16 Ribu Triliun Hingga 2060
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News