kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.429.000   20.000   1,42%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.803   4,69   0,06%
  • KOMPAS100 1.183   -2,18   -0,18%
  • LQ45 956   -2,33   -0,24%
  • ISSI 227   0,24   0,11%
  • IDX30 487   -1,32   -0,27%
  • IDXHIDIV20 588   -0,94   -0,16%
  • IDX80 134   -0,43   -0,32%
  • IDXV30 139   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 163   -0,46   -0,28%

Kementerian ESDM Buka Suara soal Sumber Pembiayaan Pensiun Dini PLTU Batubara


Minggu, 25 Agustus 2024 / 19:20 WIB
Kementerian ESDM Buka Suara soal Sumber Pembiayaan Pensiun Dini PLTU Batubara
ILUSTRASI. Pengendara sepeda motor melintas di sekitar PLTU Suralaya, Kota Cilegon, Banten, Kamis (15/8/2024). Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan berencana akan menutup PLTU Suralaya yang sudah beroperasi selama lebih dari 40 tahun sebagai upaya pemerintah untuk mengatasi polusi udara di wilayah Jakarta. ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/foc.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya memberikan penjelasan terkait sumber pembiayaan untuk program pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara.

Hingga saat ini, proses pemensiunan dini PLTU masih mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi menyatakan bahwa pemerintah masih belum dapat memastikan apakah dana untuk program ini akan sepenuhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Kementerian ESDM Siapkan Roadmap Pensiun Dini PLTU

"Pemerintah belum menentukan sikap. Masih mempertimbangkan berbagai aspek karena kita menghadapi tantangan deindustrialisasi," ujar Eniya saat ditemui usai acara Indonesia Net Zero Summit di Djakarta Theater, Sabtu (24/8).

Eniya juga menambahkan bahwa terkait pensiun dini PLTU, pemerintah harus memastikan bahwa dukungan terhadap industri-industri baru belum sepenuhnya sesuai dengan regulasi yang ada.

"Kita perlu menelaah kembali dukungan kita terhadap industri. Jika kita ingin beralih dari negara menengah ke negara maju, basis utamanya adalah industri manufaktur," tambahnya.

Baca Juga: Pensiun Dini PLTU, Kementerian ESDM Pertimbangkan Aspek Keekonomian

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah berencana mempercepat pensiun dini PLTU batubara.

"Kita harus mulai memikirkan bagaimana jika kita mematikan PLTU batubara yang seharusnya beroperasi 30 tahun menjadi hanya 23 tahun. Umurnya diperpendek 7 tahun," ujar Sri Mulyani dalam sambutannya.

Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa keputusan ini melibatkan banyak aspek teknis, hukum, dan dampak keuangan.

"Proses ini disebut early retirement. Ini membutuhkan banyak diskusi teknis, legal, dan berdampak pada keuangan," tambahnya.

Baca Juga: Dukung Energi Hijau, 46 PLTU Milik PLN Terapkan Co-Firing

Selain itu, Sri Mulyani menyebut bahwa Indonesia membutuhkan setidaknya dana sebesar US$ 93 miliar untuk melakukan transisi energi.

"Dalam mekanisme transisi energi, meskipun ada banyak pengumuman, dibutuhkan US$ 93 miliar untuk just energy transition. Kita ingin energi bersih, namun ini membutuhkan kerja keras dan desain kebijakan yang sangat detail," ungkapnya.

Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, sebanyak 13 PLTU dengan kapasitas total 4,8 GW yang seluruhnya dimiliki oleh PLN direncanakan akan dipensiunkan secara dini.

Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor keekonomian serta untuk menghindari gejolak kekurangan pasokan dan kenaikan harga listrik.

Selanjutnya: Dorong Generasi Muda Kembangkan Potensi, Sun Life Gelar Program Color You Up

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (26/8) Hujan Lebat, Waspada Bencana di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×