kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri PUPR Inginkan Pembangunan Jalan Tol Mengusung Misi Green Economy


Senin, 31 Januari 2022 / 20:34 WIB
Menteri PUPR Inginkan Pembangunan Jalan Tol Mengusung Misi Green Economy
ILUSTRASI. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengunjungi proyek pembangunan jalan perbatasan Indonesia-Malaysia di Kalimantan Barat.


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pengusaha jalan tol harus lebih bijaksana dalam membangun infrastruktur.

Ada empat poin yang disampaikan oleh Basuki yakni terkait misi green economy, kualitas jalan tol, maintanance jalan tol, dan pemanfaatan Right of Way (ROW) serta manajemen rest area jalan tol.

Hal tersebut disampaikannya dalam acara penandatanganan Perjanjian Pengusaha Jalan Tol (PPJT) dan Perjanjian Penjaminan Proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap serta perjanjian regres antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) (PII).

“Pembangunan Jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap melewati banyak daerah pegunungan. Saya ingatkan kembali supaya tetap menjaga kaidah-kaidah lingkungan hidup, salah satunya dengan menghindari memotong pohon yg tidak perlu dipotong,” ujar Basuki di Gedung Auditorium Kementerian Kementerian PUPR, Senin (31/1).

Baca Juga: Nusantara Infrastructure (META) Meneken Kontrak Kerjasama Konstruksi 3 Proyek

Basuki mencontohkan pembangunan bendungan Bintang Bano sebagai salah satu contoh pembangunan infrastruktur tanpa mengubah lebih banyak bentang alam di sekitarnya. Bendungan yang baru diresmikan awal tahun 2022 ini, disebut Basuki memiliki hutan yang masih terjaga dengan baik, sehingga diharapkan menjadi contoh dalam pembangunan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap dengan mengusung misi green economy.

Sebagai Informasi, Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya Cilacap memiliki total panjang 206,65 Km yang menjadikan jalan tol ini sebagai ruas jalan tol terpanjang di Indonesia, dengan nilai investasi sebesar Rp 56 Triliun dan masa konsesi selama 40 tahun.

Dalam pembangunannya, direncanakan terdapat 10 buah simpang susun dan 1 buah junction, yaitu Junction Gedebage yang akan terkoneksi dengan Jalan Tol Padaleunyi dan rencana Jalan Tol Bandung Intra Urban Toll Road.  Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap akan dibangun dengan 2x2 lajur, yang lebar tiap lajurnya sebesar 3,6 m serta akan dibangun dengan desain struktur at grade sepanjang 175,27 km, struktur elevated sepanjang 22,26 km, serta pile slab sepanjang 9,12 km di daerah Gedebage.

Basuki melanjutkan, poin kedua adalah terkait kualitas jalan tol. Dengan adanya kondisi batuan dan struktur geologis yang berbeda, pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap diharapkan dapat mengedepankan kualitas. Hal tersebut karena struktur geologi di daerah Jawa bagian selatan memiliki struktur geologi yang rawan terjadi longsor.

Untuk itu, Basuki menyarankan untuk melakukan penanganan yang ekstra dalam proses pembangunan jalan tol agar tidak disebut sebagai kementerian kebersihan jalan yang kerjanya hanya membersihkan tanah hasil longsoran.

Poin ketiga beliau menyoroti tentang maintanance. Saat ini telah ada 2.400 Km jalan tol yang beroperasi, lusa akan dioperasikan tol Binjai-Stabat di Sumut, dan selanjutnya tol Manado-Bitung. Dengan demikian, Basuki menyarankan kepada Asosiasi Tol Indonesia (ATI) untuk memelihara jalan tol yang semakin banyak beroperasi, minimal merawat terkait penampakan jalan tol.

Baca Juga: Ini Konsorsium Pemilik Proyek Jalan Tol Terpanjang di Indonesia

“Karena banyak jalan tol yang gersang  dan kumuh, saya mohon untuk memelihara jalan tol dengan cara dicat sesuai warna asli beton yang merupakan arahan dari bapak Presiden,” tutur Basuki.

Poin yang terakhir, Basuki meminta kepada Badan Pengusaha Jalan Tol untuk memperhatikan aturan terkait pemanfaatan lahan Right of Way (ROW) dan manajemen di rest area jalan tol. Menurutnya, harus ada penertiban iklan yang berada di jalur ROW. Apalagi banyak ditemukan kejadian pemasangan iklan di lahan ROW tanpa izin yang punya lahan, sehingga hal tersebut harus diperhatikan.

Sedangkan, terkait manajemen di rest area jalan tol beliau menghimbau kepada para Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk tidak menelantarkan kondisi rest area meskipun masa konsesi sudah hampir berakhir. Dirinya mewakili para pengguna jalan tol, mengungkapkan tidak ingin lagi menemukan adanya lingkungan yang terbengkalai di rest area seperti kondisi rest area yang kumuh atapun rest area tol yang mulai disinggahi oleh para pedagang asongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×