kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merapi meletus, permintaan masker kesehatan meningkat


Selasa, 09 November 2010 / 07:00 WIB
Merapi meletus, permintaan masker kesehatan meningkat
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah perbankan


Reporter: Ario Fajar |

JAKARTA. PT Gatra Medika, produsen masker kesehatan, mengalami lonjakan permintaan setelah Gunung Merapi di Jogja meletus, akhir Oktober lalu. Gatra Medika yang berpusat di Tangerang, Banten, mencatat penjualan dalam sebulan kemarin meningkat hingga 50%.

"Kami memang belum menghimpun secara pasti berapa jumlah kenaikkan, tapi yang pasti bisa di atas 50%," kata Manager Pemasaran Gatra Medika Ika Andini kepada KONTAN di Jakarta, Senin (8/11).

Setiap bulan Gatra Medika bisa memproduksi 4-4,5 juta buah masker, dengan hitungan setiap minggu bisa memproduksi 1,2 juta buah masker. Namun, pada minggu terakhir di bulan Oktober lalu, produksinya sudah mencapai 2 juta buah.

Masker buatan Gatra Medika memang didistribusikan ke berbagai tempat, mulai apotek, rumah sakit dan kawasan industri. Selain itu, Gatra Medika juga bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan dalam kebutuhan (pasokan) masker kesehatan.

Jika aktivitas Gunung Merapi masih tidak stabil, kata Ika, maka bukan tidak mungkin, bulan ini produksi akan digenjot 2 hingga 3 kali lipat yaitu setidaknya menyentuh 10 juta masker setiap bulan. Area distribusinya hingga saat ini menyentuh Pulau Sumantera (30%) dan Jawa (70%).

Masker Gatra Merika biasanya dijual dengan harga Rp 850 hingga Rp 1500 per buah; atau satu lusin dengan harga Rp 9000.

Belajar dari bencana tsunami yang terjadi Aceh lalu, Gatra Medika mampu memasok masker 10 hingga 12 juta masker dalam satu bulan."Kami sebenarnya juga harus berbagi (penjualan) dengan produsen alat kesehatan lainnya masalahnya," ujarnya.

Pasokan kurang

Apotek Kimia Farma di Jalan Taman Siswa Jogja membenarkan tingginya permintaan masker kesehatan di Jogja sejak Merapi mulai menggeliat.

Dian Koesni, Staff Apotek Kimia Farma menjelaskan, sejak Merapi meletus, penjualan masker saban harinya bisa mencapai 200-250 buah. Padahal, sebelum bencana, permintaan masker hanya 10 hingga 20 buah. "Kebanyakan mereka (masyarakat) membelinya dalam partai besar, bisa 20 lusin," ucap Dian.

Sayangnya, suplai masker juga tersendat lantaran distribusi juga terganggu. Ia mengkhawatirkan pasokan akan berkurang, sementara setiap hari pembeli tak pernah sepi. Di Apotek Kimia Farma, satu buah masker dilepas dengan harga Rp 1500.

Kondisi serupa juga terjadi di Apotek K24 Kusumanegara, Jogja. Iva Harianti, Supervisor K24 menjelaskan, apotek K24 yang tiap hari buka 24 jam sudah diserbu warga sejak hujan abu melanda sebagian wilayah Kota Gudeg ini. Tingginya permintaan masker menyebabkan stok masker di Apotek K24 semakin menipis. Sebab itu, apotek K24 pun mulai membatasi pembelian. Setiap pembeli hanya boleh membeli masker paling banyak 10 buah.

"Kami terpaksa membatasi pembelian karena stok kami menipis, sementara permintaan masker terus melonjak. Saat ini stok masker kami hanya tinggal 9 boks, masing-masing berisi 50 masker, sementara pasokan belum datang lagi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×