kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Merugi di semester I 2020, begini strategi Pertamina perbaiki kinerja


Senin, 24 Agustus 2020 / 20:35 WIB
Merugi di semester I 2020, begini strategi Pertamina perbaiki kinerja
ILUSTRASI. Di semester I 2020, Pertamina membukukan rugi tahun berjalan senilai US$ 767,91 juta.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menelan kerugian pada paruh pertama tahun ini. Meski begitu, perusahaan minyak dan gas (migas) plat merah itu optimistis bisa mencapai target kinerja yang positif di akhir tahun 2020 ini.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, sepanjang semester I 2020 Pertamina menghadapi triple shock. Yakni penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri serta pergerakan nilai tukar dollar yang berdampak pada rupiah sehingga terjadi selisih kurs yang cukup signifikan.  

“Pandemi Covid-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan permintaan, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kami sangat terdampak,” kata Fajriyah lewat keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (24/8).

Fajriyah membeberkan, penurunan permintaan tersebut terlihat pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117.000 kilo liter (KL) per hari atau turun 13% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135.000 KL per hari. Bahkan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar terjadi penurunan permintaan mencapai 50%-60%.

“Namun, Pertamina optimistis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga diproyeksikan laba juga akan positif, mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun retail juga semakin meningkat," ungkap Fajriyah.

Baca Juga: Soal Pertamina masuk ke Masela, SKK Migas: Silahkan, tapi jangan karena penugasan

Optimisme Pertamina untuk mencapai kinerja positif di akhir tahun juga terlihat dari keberhasilan pencapaian kinerja positif pada laba operasi Juni 2020 sebesar US$ 443 juta dan EBITDA sebesar US$ 2,61 miliar yang menunjukkan kegiatan operasional Pertamina tetap berjalan dengan baik.

Menurutnya, Pertamina juga telah melakukan sejumlah inisiatif untuk perbaikan internal dengan tetap melakukan penghematan sampai 30%. Tak hanya itu, Pertamina juga melakukan skala prioritas rencana investasi, renegosiasi kontrak eksisting serta refinancing untuk mendapatkan biaya bunga yang lebih kompetitif.

“Pertamina juga terus meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) sehingga menurunkan tekanan kurs dan bisa menekan biaya secara umum,” imbuh Fajriyah.

Kendati mengalami rugi bersih pada semester I 2020 dibandingan dengan periode sama tahun lalu, Fajriyah menekankan bahwa Pertamina tetap berupaya memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat agar pergerakan ekonomi nasional tetap terjaga.

"Meski permintaan  turun, seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan normal. SPBU tetap beroperasi, pendistribusian BBM dan LPG juga tetap terjaga baik, kami memprioritaskan ketersediaan energi bagi rakyat," tegasnya.

Baca Juga: Rugi US$ 767,91 juta di semester I-2020, Pertamina: Kami menghadapi triple shock

Pertamina juga tetap menjalankan proyek strategis nasional di sektor hulu seperti Jambaran Tiung Biru (JTB), mengerjakan pengeboran sumur migas yang sudah berjalan, serta terus menuntaskan megaproyek RDMP dan GRR.

Secara total produksi minyak dan gas bumi Pertamina Group baik untuk aset domestik maupun internasional mencapai 884,1 MBOEPD (ribu barel setara minyak per hari). "Bahkan beberapa anak perusahaan hulu Pertamina pun mencatat kinerja positif dengan capaian target produksi sesuai target," terang Fajriyah.  

Sejalan dengan adaptasi kebiasaan baru, konsumsi BBM dalam negeri pun telah meningkat. Dari sebelumnya diprediksikan penurunan 20%, kini penurunannya menjadi hanya sekitar 12%.

“Peningkatan konsumsi BBM yang signifikan menunjukkan ekonomi nasional yang terus tumbuh di berbagai sektor, karena itu Pertamina optimis kinerja akhir 2020 tetap akan positif,” imbuh Fajriyah.

Di semester I 2020, Pertamina membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemiliki entitas induk senilai US$ 767,91 juta. Padahal, pada paruh pertama tahun 2019 lalu, Pertamina masih meraih laba bersih sebesar US$ 659,95 juta.

Baca Juga: Penjualan anjlok, Pertamina rugi US$ 767,91 juta di semester I-2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×