Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil PT Asia Pacific Fiber Tbk (POLY) belum mau gegabah memborong bahan baku tekstil meski saat ini ada peluang penurunan harga bahan baku akibat tren penurunan harga minyak mentah dunia.
Melansir pemberitaan Kontan.co.id hari ini, harga minyak mentah dinilai sebagai level terendah sejak 12 Februari 2016 lalu.
Baca Juga: Harga minyak turun, begini tanggapan Panca Budi Idaman (PBID)
Assistant President Director Corporate Communications Asia Pacific Fibers Prama Yudha Amdan tidak menampik akan ada dampak yang cukup terasa dari sisi harga bahan baku karena penurunan harga minyak mentah.
"Tapi sampai saat ini kami belum ada pembicaraan ke arah renegosiasi kontrak karena masih sedang mencermati dan memantau reaksi pasar," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (10/3).
Prama menjelaskan kontrak bahan baku yang dilaksanakan POLY pada umumnya dijalankan dalam jangka menengah 3-5 tahun dengan skema harga yang merujuk pada formula khusus. Jadi tidak terkunci di nominal tertentu.
Baca Juga: Asia Pacific Investama (MYTX) belum rasakan efek penurunan harga minyak ke bahan baku
Lebih jauh soal renegosiasi kontrak, Prama menjelaskan meski belum ada pembicaraan ke arah sana, secara teknis perundingan kembali kontrak cukup menyita waktu karena mengikat kedua belah pihak dalam jangka waktu menengah.
Meski demikian, Prama tidak menampik biasanya dengan alasan keadaan komoditas global renegosiasi memungkinkan dilakukan.
Sejauh ini, Prama mengungkapkan POLY masih membaca reaksi pasar karena penurunan harga bahan baku biasanya diikuti dengan penurunan willingness to pay atau kesediaan konsumen untuk membayar.
Baca Juga: Penurunan harga minyak picu aksi tahan beli bahan baku pada sektor menengah TPT
Maksudnya, POLY merupakan industri yang terintegrasi sehingga adanya penurunan harga bahan baku biasanya akan diikuti dengan permintaan untuk penurunan harga dari sisi konsumen.
"Oleh karenanya, POLY juga tidak ingin gegabah membeli dalam kuantitas besar bilamana pasar juga menuntut adanya penyesuaian," kata Prama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News