Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Saat ini, PGN mengelola 13 SPBG, 4 MRU, dan 1 PRS. Baik Pertamina maupun PGN, tidak memasang target penambahan fasilitas pengisian BBG. “Targetnya kita ingin mengoptimalkan SPBG yang ada dulu supaya secara operasional kita bisa proof ke bahwa program ini terus berjalan. Jadi tahun ini belum, next year mungkin,” terang Danny.
Sementara, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Djoko Siswanto, mengenai penggunaan gas, pihaknya lebih menargetkan pembangunan jaringan gas dan konversi dari minyak tanah ke LPG. “Progres bagus, jalan terus. Kendala tidak ada, hanya anggaran terbatas,” klaim Djoko.
Selain itu, pihaknya pun menargetkan ada 25.000 unit konverter kit BBM ke LPG untuk nelayan kecil di 55 kabupaten/kota yang akan digarap pada tahun 2018 ini.
Hal ini merujuk pada Perpres Nomor 126 tahun 2015 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil.
Terkait dengan konversi dari minyak tanah ke LPG, Adiatma Sardjito mengklaim bahwa program ini hampir selesai, kecuali di daerah Indonesia bagian timur. Oleh sebab itu di daerah Indonesia bagian timur masih ada subsidi untuk minyak tanah.
“Kalau untuk jaringan gas ke rumah tangga atau city gas, itu baru bisa dialiri di daerah-dearah penghasil gas. Jumlah jaringan gas ada 130.083 SR,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News