Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM), produsen suku cadang otomotif, tetap mencermati arah pasar meskipun tidak terlalu tertekan oleh kebijakan tarif tambahan yang diberlakukan Amerika Serikat (AS).
Produk ekspor SMSM tunduk pada ketentuan Section 232 dengan tarif total sebesar 27,5%. Namun, tambahan tarif 19% yang dikenakan khusus untuk Indonesia tidak menjadi kendala signifikan bagi perusahaan.
Wakil Presiden Direktur Selamat Sempurna, Ang Andri Pribadi, menjelaskan bahwa AS masih menjadi pasar utama ekspor SMSM karena tingginya kebutuhan negara tersebut terhadap produk radiator. Hal ini didorong oleh kondisi geografis dan infrastruktur AS yang memiliki jaringan jalan tol luas antarwilayah.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) Tetap Lanjutkan Rencana Ekspansi meski PMI Manufaktur Lesu
“Mobilitas tinggi dalam kondisi highway tersebut meningkatkan risiko kecelakaan. Umumnya kecelakaan yang terjadi menyebabkan kerusakan langsung pada radiator yang berada di mesin bagian depan, sehingga menciptakan kebutuhan aftermarket yang besar dan berkelanjutan,” papar Ang kepada Kontan, Jumat (1/8/2025).
Selain itu, iklim musim dingin di AS juga meningkatkan kebutuhan sistem pemanas untuk mencairkan salju pada kendaraan. Proses ini menambah beban kerja sistem pendingin dan pemanas, yang pada akhirnya mempercepat korosi, terutama pada radiator dan sistem perpipaan logam.
Faktor-faktor tersebut berkontribusi terhadap tingginya permintaan aftermarket untuk radiator di pasar AS.
Dalam jangka pendek, Ang menilai kebijakan tarif AS justru memberi dampak positif bagi kinerja ekspor SMSM. Pasalnya, tarif yang dikenakan kepada SMSM masih lebih rendah dibanding tarif yang dikenakan kepada produsen dari negara lain.
Baca Juga: Selamat Sempurna (SMSM) Tebar Dividen Rp 230,34 Miliar, Cek Jadwal Lengkapnya
Penjualan SMSM ke pasar AS pun tercatat meningkat pada semester I-2025. Meski demikian, perusahaan tetap berhati-hati dalam menyusun strategi ekspansi.
“Kami memandang bahwa kondisi ini dapat bersifat sementara dan tidak menjadi dasar perencanaan jangka panjang, mengingat kebijakan tarif AS ini sangat dinamis. SMSM tetap berhati-hati dalam memetakan ekspansi ke depan, dengan mempertimbangkan dinamika pasar dan potensi perubahan kebijakan dagang di masa mendatang,” jelas Ang.
Saat ini, SMSM juga belum berencana membuka pasar baru karena jangkauan pasar yang sudah cukup luas dan beragam. Meski AS merupakan pasar utama, SMSM sejak awal telah menerapkan strategi diversifikasi pasar untuk menghindari ketergantungan terhadap negara tertentu.
Baca Juga: Mengupas Profil PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) Terapkan Prinsip Energi Terbarukan
“Pendekatan ini dijalankan sebagai langkah mitigasi risiko terhadap dinamika kebijakan dagang global yang tidak dapat diprediksi. Portofolio ekspor yang tersebar ke berbagai negara membantu perseroan menjaga stabilitas penjualan meskipun terjadi tekanan di satu pasar tertentu,” ujarnya.
Selanjutnya: Harga Murah Tak Jamin Penjualan EV Tumbuh Pesat
Menarik Dibaca: Berikut Cegah Penyakit Jantung Dengan Cara CERDIK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News