Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk atawa Metland melakukan lompatan kecil dalam perjalanan bisnisnya. Pengembang yang semula lebih banyak menggarap proyek properti kelas menengah dan menengah ke bawah itu, mulai merambah ke segmen menengah atas.
Proyek perdana yang manandai diversifikasi Metland adalah Royal Venya Ubud di Ubud, Bali. "Royal Venya Ubud ini merupakan proyek segmen high end kami yang pertama," kata Anhar Sudradjat, Wakil Direktur Utama PT Metropolitan Land Tbk di Jakarta, Rabu (15/11).
Rupanya Metland, kepincut dengan potensi wisata Pulau Dewata. Menurut catatan mereka, okupansi hotel bintang 5 dan vila mewah di sana lebih tinggi dibandingkan dengan kelas-kelas lain. Okupansi hotel bintang 5 di Ubud 60%-65% dengan lama mengingap rata-rata 3,26 hari.
Adapun pengembangan Royal Venya Ubud bakal menghabiskan anggaran sekitar Rp 220 miliar. Anggaran itu belum termasuk dana untuk membeli lahan di lereng bukit seluas 1,6 hektare (ha).
Royal Venya Ubud bakal tediri dari 54 unit vila dan 40 kamar hotel bintang 5. Target operasionalnya pada kuartal III tahun 2020.
Untuk vila, ada enam tipe pengembangan, mulai dari satu kamar satu lantai hingga tiga kamar dua lantai. Luas unitnya mulai dari 60 meter persegi (m²)–140 m². Metland berniat menjual vila kepada investor dengan harga jual antara Rp 4 miliar hingga Rp 8 miliar per unit.
Metland menawarkan jaminan imbal hasil vila berupa return of investment (ROI) sebesar 24% dalam tiga tahun. Imbal hasil akan diberikan kepada pemilik unit vila sekaligus di awal investasi. Jadwal pemasaran proyek tersebut mulai 30 November 2017. Metland menargetkan penjualan 31 unit pada tahap I pemasaran.
Sementara untuk hotel, Metland berencana mengoperasikannya sendiri. Kebetulan, perusahaan yang tercatat dengan kode saham MTLA di Bursa Efek Indonesia itu sudah memiliki pengalaman 20 tahun mengelola hotel di Bekasi, Cirebon, Tambun dan Seminyak Bali.
Marketing sales
Metland berharap Royal Venya Ubud bisa turut menyokong marketing sales alias pendapatan pra penjualan tahun 2017. "Proyek baru perumahan Riviera juga masih baru diluncurkan dua bulan yang lalu dan penjualan efektifnya baru sebulan ini," ujar Olivia Surodjo, Direktur Keuangan PT Metropolitan Land Tbk.
Asal tahu, Royal Venya Ubud merupakan proyek baru ketiga tahun ini. Sebelumnya, Metland memperkenalkan mixed use One Parc Puri dan kluster Perumahan Riviera @Puri yang menjadi bagian dari Metland Puri Cyber City. Kedua proyek ada di Tangerang, Banten.
Hingga akhir tahun 2017, Metland yakin bisa memenuhi target marketing sales Rp 1,5 triliun. Catatan marketing salesperusahaan itu per Oktober 2017 sebesar Rp 1,02 triliun.
Sembari mengejar marketing sales, Metland mempersiapkan penjualan lahan kaveling di Metland Cyber City, Metland Cibitung, Metland Transyogi dan Metland Cileungsi. Meski sudah ada sejumlah kesepakatan bisnis, mereka tak bisa memasukkannya dalam catatan marketing sales 2017. Pasalnya, proses perizinan belum tuntas.
Metland memprediksi, investor akan banyak melakukan pembelian lahan kavling mulai akhir tahun ini. "Kebanyakan investor melihat, pasar lesu adalah saat yang tepat beli lahan lalu tahun depan kontruksi sehingga saat pembangunan proyek mereka selesai tahun 2019, pasar sudah pulih," tutur Olivia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News