Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) nilai tren bisnis pusat perbelanjaan masih akan mengalami perlambatan tahun ini. Hal tersebut juga menilik pada tingkat kunjungan dari pusat perbelanjaan yang dimilikinya.
Direktur Metropolitn Land Olivia Surodjo menyebutkan proyeksi kinerja perbelanjaan masih akan mengalami perlambatan dan belum akan pulih/normal melihat kasus penularan/penyebaran virus Covid-19 yang masih tinggi khususnya di DKI Jakarta dan kota-kota penyangga Jakarta.
Terlebih di awal tahun ini juga tingkat kunjungan yang kembali turun setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Akibatnya, ia menilai kebijakan keringanan harga sewa masih akan dituntut oleh tenant kepada pengelola mall dengan adanya kebijakan tersebut.
Baca Juga: Geliatkan pasar, Metropolitan Land (MTLA) luncurkan klaster Oxalis di Metland Puri
"Namun kami berharap dengan pembatasan yang diberlakukan saat dapat semakin cepat mengurangi penyebaran virus Covid-19 dan ada perbaikan kondisi di bulan-bulan mendatang seiring dengan dimulainya pemberian vaksin kepada masyarakat," ujarnya kepada kontan.co.id, Kamis (28/1).
Olivia memaparkan bahwa saat ini tingkat kunjungan masyarakat di pusat perbelanjaan perusahaan baik Metropolitan Bekasi, Grand Metropolitan, Metroplitan Cileungsi masih berada di bawah kunjungan normal. "Tingkat kunjungan berkisar di 60%-70% dari kunjungan normal," sebutnya.
Dari sisi okupansi tenant, Olivia bilang juga mengalami penurunan kendati tidak signifikan. Untuk menjaga tingkat okupansi tenant-nya, emiten berkode saham MTLA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mengupayakan melalui kebijakan keringanan harga sewa dan program promosi untuk membantu tenant bertahan di masa sulit/pandemi ini.
Olivia memproyeksikan akan terjadi penurunan kontribusi dari segmen pendapatan berulang di tahun ini. "Yang pasti recurring pasti drop dibanding 2019, tapi kami masih optimis di atas 2020 karena kami berharap semester 2 dengan adanya vaksin membaik," ujarnya.
Baca Juga: Ini dia mal terbesar di Timur Jakarta yang menelan investasi Rp 1,4 triliun
Menilik laporan keuangan MTLA, hingga kuartal III-2020 tercatat pendapatan perusahaan sebesar Rp 676,92 miliar. Nilai tersebut turun 14,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 789,71 miliar.
Adapun pusat perbelanjaan memberikan kontribusi sebesar Rp 179,7 miliar. Rinciannya, sewa ruang sebesar Rp 124,43 miliar, jasa layanan dan pemeliharaan sebesar Rp 33,48 miliar, serta utilitas sebesar Rp 21,78 miliar. Realisasi tersebut turun 45,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 262,33 miliar.
Selanjutnya: Industri properti diprediksi tumbuh pada 2021 mendatang, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News