kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Migrasi TV Analog ke Digital Bisa Pengaruhi Pemasukan Iklan TV Swasta


Minggu, 06 November 2022 / 14:49 WIB
Migrasi TV Analog ke Digital Bisa Pengaruhi Pemasukan Iklan TV Swasta
ILUSTRASI. penghentian siaran televisi analog


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATSVI) memprediksi, migrasi dari TV Analog ke Digital akan berdampak pada penurunan pangsa pemirsa (audience share). Dampak dari hal tersebut pun bisa berimbas pada pemasukan iklan perusahaan televisi swasta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATSVI) Gilang Iskandar menjelaskan, migrasi ke digital suatu keniscayaan mengingat kesepakatan di International Telecomunication Union (ITU) dan dampak dari perkembangan teknologi.

“Namun diprediksi akan terjadi penurunan audience share yang akan sangat berpengaruh kepada pemasukan iklan. Ini karena tingkat kepemilikan pesawat dan/atau perangkat penerima siaran digital seperti set top box (STB) di masyarakat masih jauh di bawah angka 90%,” kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (6/11).

Adapun tingkat kepemilikan perangkat penerima siaran digital diakui Gilang masih jauh bila dibandingkan dengan kepemilikan TV analog.

Baca Juga: Menilik Manfaat Analog Switch Off Bagi Masyarakat, Lembaga Penyiaran, dan Negara

Dia menjelaskan, kalau STB yang dibagikan gratis, itu untuk rumah tangga miskin (rutakin) yang jumlahnya hanya sepersekian persen dari total populasi pemirsa.

“Di luar itu adalah jumlah yang lebih besar populasinya yang belum semua memiliki pesawat TV dan atau/perangkat penerima siaran digital,” terangnya.

Maka itu, untuk kelancaran migrasi ke digital ATVSI telah bersurat ke pemerintah menyampaikan usulan-usulan. Terakhir tentang Analog Switch-Off (ASO) tertanggal 2 November 2022 agar dilaksanakan secara bertahap yang dimulai dari wilayah non Nielsen.

Sebagai informasi saja, wilayah pengukuran Nielsen di Indonesia mencakup 11 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar, dan Banjarmasin.

Artinya ATSVI meminta ASO dilaksanakan di luar wilayah-wilayah yang disebutkan di atas.

Baca Juga: Kemkominfo Sosialisasikan Migrasi TV Digital Lewat Camat dan Lurah

“Adapun wilayah Jabodetabek ASO-nya dilakukan paling akhir,” tandasnya.

Setelah migrasi ke digital, Gilang mengemukakan ada peluang yang sebenarnya dapat didapatkan oleh pelaku usaha televisi swasta. Dia bilang jika perusahaan tersebut mampu menyajikan program-program terbaik yang diminati pemirsa, maka bisa meraih pangsa pasar pemirsa besar, yang artinya bisa juga meraih iklan lebih banyak.

Namun, tantangannya adalah persaingan makin ketat dan biaya program makin meningkat karena bertambahnya jumlah tv saat siaran digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×