Reporter: Filemon Agung | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) berkomitmen mendorong hilirisasi sektor mineral untuk mendongkrak sektor manufaktur.
Corporate Secretary MIND ID Heri Yusuf dalam Ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 menyampaikan, sebagai strategic active holding, MIND ID telah mengorkestrasi seluruh Anggota untuk meningkatkan nilai manfaat dari komoditas mineral batubara melalui program hilirisasi.
Menurutnya, sektor industri mineral telah mampu menjalankan program hilirisasi yang menjadikan mineral Indonesia lebih siap digunakan di berbagai sektor industri manufaktur Indonesia.
Heri berharap serapan mineral dari industri manufaktur yang lebih kuat akan memberikan peningkatan nilai manfaat yang lebih tinggi lagi.
"Trade Expo Indonesia 2024 ini adalah momen yang baik. Kami berharap strong connection antara industri mineral dan industri manufaktur hingga end user dapat terwujud. Sehingga kita bersama-sama dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masa depan Indonesia," kata Heri dalam siaran pers, Kamis (10/10).
Baca Juga: Kontribusi Optimal Bukit Asam (PTBA) Berbuah Dua Penghargaan Subroto 2024
Heri menyampaikan Grup MIND ID melalui konsorsium PT Aneka Tambang Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yakni Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) telah mampu menghasilkan alumina di dalam negeri.
Produk mineral alumina ini selanjutnya diolah menjadi alumunium yang mana kebutuhan domestiknya mencapai 1 juta ton per tahun.
Selanjutnya, Grup MIND ID melalui PT Freeport Indonesia (PTFI) juga telah mengoperasikan smelter konsentrat tembaga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik JIIPE, Jawa Timur.
Proyek ini menyerap 1,7 juta ton konsentrat tembaga dari Papua dan menghasilkan 650.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas dan 210 ton perak yang tentunya juga dapat digunakan di berbagai industri Indonesia.
Selanjutnya, Heri menyampaikan Grup MIND ID melalui PT Bukit Asam Tbk juga semakin serius dalam hilirisasi batu bara yakni proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di dalam negeri.
Inisiatif strategis ini akan mampu konversi batubara menjadi gas dan selanjutnya dapat diubah menjadi berbagai produk sesuai kebutuhan industri.
Menurut Heri, menekankan integrasi yang kuat antara sektor mineral dan industri manufaktur akan memberi multiplier effect ekonomi yang besar.
Bahkan, Indonesia mampu melepaskan ketergantungan pada produk-produk bahan baku impor yang menguras devisa.
"Kami berharap banyak munculnya mitra baru yang akan menjadi offtake bahan baku kita di dalam negeri. Kalau industrialisasi berjalan di dalam negeri, tentunya penciptaan lapangan kerja, penambahan GDP dan lain-lain menurut kami menjadi luar biasa," pungkas Heri.
Baca Juga: Program Hilirisasi Jokowi Bakal Berlanjut Pemerintahan Prabowo Subianto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News