Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Tren penurunan harga batubara yang terjadi beberapa tahun terakhir membuat pelaku pasar berhati-hati. Banyak perusahaan penghasil batubara menghindari kontrak pengiriman batubara jangka panjang.
Ika Bethari, Corporate Planning Director dan Chief Financial Officer PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk bilang, penghasil batubara saat ini gemar membuat kontrak pengiriman batubara tanpa kepastian volume atau disebut hybrid. "Kontrak batubara hybrid ini tidak dalam jangka panjang, dan tidak ada jaminan volume pengiriman," kata Ika, kemarin (27/4).
Kontrak jenis inilah yang menjadi peluang bagi Mitrabahtera. Dengan menyiagakan armada yang sesuai dengan tren permintaan, peluang mendapatkan kontrak batubara hybrid masih bisa mereka optimalkan tahun ini.
Menurut Ika, jenis kontrak hybrid ini lumayan membantu bisnis penyewaan kapal pada saat bisnis batubara lesu. Apalagi secara margin, kontrak hybrid lebih menguntungkan karena tak ada ikatan perjanjian harga saat harga batubara yang bergerak fluktuatif.
Saat ini, kontribusi kontrak hybrid di Mitrabahtera sudah naik dari sebelumnya 25% menjadi 30%. Adapun kontrak pengangkutan batubara jangka panjang masih dominan dengan porsi 60%-70%. "Kami dapat kontrak hybrid ini salah satunya dari PT Arutmin Indonesia (AI)," terangnya.
Tak hanya kontrak hybrid, Mitrabahtera Segara baru saja mendapatkan perpanjangan kontrak dari klien lamanya PT Berau Coal Energy Tbk. Perusahaan tambang batubara itu kembali menyewa 4 kapal Mitrabahtera sampai 2017. Adapun sewa masing-masing kapal sekitar US$ 30.000.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News