kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Mobil baru dan mewah dilarang pasang RFId


Rabu, 04 Desember 2013 / 13:50 WIB
Mobil baru dan mewah dilarang pasang RFId
ILUSTRASI. 7 Kesalahan Feng Shui Rumah yang Harus Anda Hindari, Dapat Mengundang Hal Buruk


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemasangan alat Radio Frequency Identification (RFId) dinilai Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro salah sasaran. Pasalnya banyak mobil keluaran baru dan mobil mewah yang juga ikut memasang alat monitoring BBM bersubsidi tersebut.

Bambang mengakui bahwa memang belum ada aturan yang melarang pemasangan RFId pada mobil baru dan mobil mewah. Untuk itu ia menghimbau kepada para pemilik mobil baru dan mobil mewah untuk tidak turut memasang RFId.

"Sekarang belum ada aturannya. Maksud saya, mesti ada semacam himbauan moral bahwa RFId itu adalah dalam rangka mengendalikan BBM bersubsidi, jadi seharusnya yang memakai atau yang memasang adalah yang membutuhkan BBM bersubsidi," kata Bambang di Jakarta, Rabu (4/12).

Bambang menjelaskan jika mobil tidak dipasangi RFId, maka mobil tersebut tidak dapat menggunakan BBM bersubsidi. Sebab, alat RFId dilengkapi sistem yang dapat mengeluarkan BBM bersubsidi di pusat pengisian bahan bakar.

"Kalau RFId ada di mobil mewah, artinya dia bisa menerima BBM bersubsidi. Misalnya mobil mewah tidak menggunakan RFID tapi mencoba mengisi BBM bersubsidi, maka tidak akan bisa," jelas Bambang.

Kendati belum ada aturan yang melarang mobil mewah dan mobil baru memasang RFId, namun menurut Bambang, pemasangan RFId masih bisa digunakan untuk mengendalikan volume BBM bersubsidi. Karena jika penggunaan telah mencapai kuota, maka BBM bersubsidi tidak dapat diakses.

"Tetapi paling tidak, RFId sendiri bisa mengendalikan volume, jadi orang tidak melakukan konsumsi yang berlebihan. Paling tidak langkah itu bisa membantu dari segi menjaga volume, 48 juta kiloliter tidak terlewati," ucap Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×