kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Model mobil baru didorong untuk ekspor


Rabu, 05 September 2018 / 18:53 WIB
Model mobil baru didorong untuk ekspor
ILUSTRASI. Ekspor Toyota Menembus 1 juta Unit


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini terus dipacu untuk jadi basis produksi otomotif global. Oleh karena itu Agen Pemegang Merk (APM) tak hanya menjual produknya di dalam negeri namun juga diekspor.

Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono menjelaskan ekspor model baru yakni Rush. Pasar terbesar untuk model low SUV ini terutama ada di Filipina, Afrika dan Amerika Latin. "Hampir setara dengan model fortuner dan volumenya per bulan 1.500-2.000 unit," kata Warih, Rabu (5/9).

Saat ini kontribusi ekspor Toyota mencapai 80% dari keseluruhan pasar ekspor nasional. Untuk bisa menggenjot ekspor, Toyota mencari pasar baru dan memperkuat posisi pangsa pasar di negara yang sudah biasa diekspor. "Kita sudah komunikasikan ke negara seperti Maroko, Argentina, Peru, Cili, KOstarika dan nanti mungkin ke Afrika Utara," paparnya.

Selain itu tahun depan Warih memastikan ada investasi baru untuk pengembangan model baru. Sayangnya nilai investasi belum bisa dapat dipastikan. "Investasi itu tentunya juga ada untuk pengembangan electric vehicle (EV)," katanya.

Catatan saja, posisi Toyota Indonesia sebagai salah satu basis produksi dan ekspor global Toyota di kawasan Asia Pasifik memungkinkan Toyota Indonesia untuk berkontribusi dalam tiga hal. 

Pertama, pada upaya substitusi impor melalui lokalisasi produksi untuk pasar dalam negeri dan penciptaan pasar ekspor. Sebanyak lebih dari 90% volume penjualan produk kendaraan bermerek Toyota di Indonesia merupakan produk buatan dalam negeri yang diproduksi oleh putra-putri bangsa Indonesia.

Kedua, pada kinerja ekspor otomotif. Produksi kendaraan lokal ini juga dipasarkan ke pasar global, tepatnya ke lebih dari 80 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, dan Timur Tengah, sehingga produksi lokal kendaraan bermerek Toyota menyumbang lebih dari 80% total ekspor kendaraan utuh dari Indonesia.

Ketiga, sebagai jembatan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) pemasok komponen kendaraan untuk dapat menembus pasar ekspor. Tingginya tingkat kandungan dalam negeri produk-produk Toyota yang saat ini mencapai 75% hingga 94% menandakan bahwa hanya sebagian kecil dari komponen kendaraan bermerek Toyota yang menggunakan material impor selain menyumbang pada penguatan pengembangan industri komponen lokal di Indonesia.

Selain itu, performa ekspor produk roda empat Suzuki dipastikan meningkat signifikan mulai September 2018 dengan dimulainya proses ekspor All New Ertiga. Sebanyak 12.000 unit All New Ertiga ditargetkan untuk dipasarkan ke negara-negara tujuan ekspor sepanjang September 2018 sampai Maret 2019 dengan total 29 negara. Gelombang pertama pengiriman akan ditujukan untuk Filipina dan Meksiko.

Sebelumnya, Setiawan Surya, Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) menjelaskan pabrik Suzuki di Cikarang sedang menuju tahap akhir persiapan ekspor perdana All New Ertiga dan gelombang pertama akan dilakukan untuk Filipina dan Meksiko. "Dengan ekspor All New Ertiga yang ditujukan kepada 29 negara, kontribusinya mencapai 45% dari total ekspor keseluruhan kami," kata Setiawan Surya, beberapa waktu lalu.

Harold Donnel, Head of 4W Brand Development and Marketing Research PT SIS menjelaskan target ekspor untuk all new ertiga masih sama yakni sebesar 12.000 unit. "Selain Ertiga, kami juga mengekspor Karimun wagon R serta APV (minibus dan pick up)," kata Harold kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9).

Selain itu ada Mitsubishi Motors mengumumkan peningkatan jumlah produksi small MPV-nya Xpander seiring dengan permintaan yang tinggi dari pelanggan di wilayah Asean.

Saat ini model Xpander diproduksi dengan fasilitas pabrik di Bekasi, Indonesia dan mulai di ekspor sejak April tahun ini. Pada awalnya model MPV ini direncanakan untuk diproduksi sebanyak 100.000 unit di tahun fiskal 2018, namun menanggapi permintaan yang ada, diputuskan untuk ditingkatkan jumlah produksinya sebesar 20% menjadi 120.000 unit di tahun ini untuk memastikan waktu tunggu inden dapat ditangani dengan baik.

Adapun Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) telah melakukan investasi untuk penambahan fasilitas pengelasan dan perakitan dalam rangka meningkatkan jumlah produksi Xpander menjadi 10.000 unit perbulan. Sebagai tambahan, untuk memenuhi permintaan dan ekspansi ekspor di masa mendatang, MMKI berencana untuk terus meningkatkan kapasitas produksi Xpander dengan target mencapai 150.000 unit di tahun fiskal 2019.

Head of PR and CSR PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Bambang Kristiawan mengatakan untuk saat ini pasar ASEAN yang masih diekspor. Sedangkan untuk potensi negara lain masih bergantung dengan keputusan prinsipal dan belum diinformasikan lebih lanjut. "Produksi kita skarang 10.000 unit per bulan dengan target proporsi 60%-70% untuk kebutuhan domestik dan sisanya ekspor," kata Bambang kepada Kontan.co.id, Rabu (5/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×