kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moeldoko: Insentif sangat penting untuk kembangkan ekosistem kendaraan listrik


Rabu, 14 Juli 2021 / 20:04 WIB
Moeldoko: Insentif sangat penting untuk kembangkan ekosistem kendaraan listrik


Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyebut, dibutuhkan insentif fiskal maupun non fiskal dari pemerintah untuk dapat mengembangkan ekositem kendaraan listrik di tanah air. Hal itu karena biaya produksi kendaraan listrik masih relatif mahal jika dibandingkan dengan kendaraan konvensional, sehingga akan cukup sulit untuk bersaing di pasaran.

Adapun, dalam penerapannya pemberian insentif yang ada harus pula didasarkan pada Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sehingga dapat melindungi industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di dalam negeri.

"Sedangkan untuk mempercepat transisi kendraan konvensional ke KBLBB, peta jalan yang disusun oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) harus mencerminkan semangat percepatan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019," kata Moeldoko dalam Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/7).

Lebih lanjut, dia mengatakan, adanya insentif dari pemerintah sangatlah penting untuk memberikan keyakinan kepada industri otomotif dan juga potential investor untuk mau mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Baca Juga: Gaikindo: Ekspor mobil Indonesia masih dalam kondisi normal

Tak hanya itu, untuk dapat mewujudkan komitmen pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik, Moeldoko bilang, dibutuhkan dukungan dari pemerintah untuk dapat menciptakan initial market. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas atau operasional di lingkungan pemerintah maupun angkutan umum.

"Walaupun sekarang sudah ada di lingkungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah, tapi dihrapkan seluruh kantor pemerintahan itu menjadi pilot project untuk penggunaan kendaraan listrik ini," tambahnya.  

Saat ini, kata Moeldoko, ekosistem kendaraan listrik di Indonesia belum terbentuk. Hal itu terpancar dari komponen kendaraan listrik yang sebagian besarnya masih berasal dari impor, termasuk baterai.

Jika tidak dilakukan riset dan pengembangan yang agresif serta dukungan insentif bagi industri kendaraan dalam negeri, dia menyebut, Indonesia berpotensi hanya menjadi market yang diperebutkan kekuatan produksi global, terutama di tengah gelombang tren KBLBB di dunia saat ini.

"Akan tetapi dengan bahan baku baterai yang merupakan komponen utama kendaraan listrik yang tersedia cukup signifikan di Indonesia, maka Indonesia harus memaksimalkan sumber daya yang ada termasuk SDM fokus pada riset dan arah pengembangan keterampilan, guna mendukung ekosistem berjalan dengan baik dan berkembang," imbuhnya.

Selanjutnya: Hyundai berencana luncurkan mobil listrik yang diproduksi di Indonesia tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×