Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Aksi mogok kerja yang dilakukan Serikat Pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) dipastikan berdampak pada dunia usaha. Hal ini bisa berdampak pada molornya arus barang dari hulu ke hilir.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman mengatakan jika JICT tak bisa melayani arus barang, maka akan merugikan pengusaha. Meski manajemen JICT bersedia mengganti biaya yang ditanggung pengusaha dalam kegiatan bongkar muat.
Namun pengusaha masih berasa dirugikan dengan sengkarut internal itu. "Ini akan merugikan pengusaha masalahnya JICT adalah salah satu operator pelabuhan utama. Walaupun ada back up plan tapi tetap akan menimbulkan kongesti baru," kata Kyatmaja pada KONTAN, Kamis (3/8).
Pengalihan arus bongkar muat ke pelabuhan Tanjung Priok malah akan menambah antrean di pelabuhan tersebut. Dia mengestimasi setiap truk pengangkut logistik akan kehilangan dua rit dari aksi ini. Walhasil dengan jumlah truk di Jakarta ada 20.000 maka kerugian pengusaha bisa mencapai Rp 60 miliar.
Untuk menindaklanjuti ini, Aptrindo menyatakan menerbitkan surat kepada JICT sebagai usaha yang merasa dirugikan. "Kita minta ini segera dituntaskan. Saya tidak tahu masalah intern mereka tapi kita harap masalah ini diselesaikan," jelasnya.
Jakarta-Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) menilai mogok kerja yang terjadi di terminal JICT Pelabuhan Tanjung Priok terkait permasalahan lama, untuk itu agar segera dicarikan solusi secepatnya.
Carmelita Hartoto, Ketua Umum INSA mengatakan yang paling mengkhawatirkan ialah terganggunya bongkar muat.
Dia menilai, aksi mogok akan memberikan dampak negatif terhadap aktivitas pelabuhan jika terjadi berkepanjangan. Untuk itu perlu dicarikan solusi dari pokok persoalan tuntutan para pekerja JICT.
Manajemen pelabuhan bersama serikat pekerja JICT perlu duduk bersama. Jika memang tuntutan para pekerja JICT terkait perpanjangan konsesi antara Pelindo II dan Hutchinson, tentunya pemerintah perlu mengambil langkah aktif terkait hal itu.
“Rencana mogok kerja selama satu pekan ini tentunya akan memberikan dampak negatif yang cukup besar. Untuk itu, sebaiknya segera dicarikan solusi agar aktivitas di Terminal JICT dapat berjalan normal kembali,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News