kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Molornya PLTU Batang bisa picu krisis listrik


Jumat, 25 April 2014 / 16:37 WIB
Molornya PLTU Batang bisa picu krisis listrik
ILUSTRASI. Penurunan angka inflasi dalam negeri bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang hingga masih terkendala pembebasan lahan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyebut realisasi proyek senilai Rp 40 triliun tersebut dipastikan molor dari target awal di 2017.

"Kira-kira akan bergeser ke 2018," ujarnya usai rapat koordinasi di Kemenko, Jakarta, Jumat (25/4).

Dari kebutuhan lahan sebesar lebih kurang 200 hektare, masih tersisa lahan seluas 29 hektare yang belum dibebaskan. Namun, Hatta tetap optimistis bisa mencapai financial closing pada Oktober 2014. Menko mengaku terus meminta pengembang menuntaskan proyek mengingat ini adalah Kerja Sama Publik-Swasta dengan investasi yang besar.

Pembangkit listrik berkapasitas 2 x 1000 megawatt tersebut digadang sebagai pembangkit terbesar se-Asia Tenggara yang akan dibangun dengan teknologi super critical. Jika proyek gagal, maka pasokan listrik Jawa di 2017-2018 tidak akan terpenuhi.

Direktur Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji mengatakan krisis listrik akan terjadi karena pasokan tak mampu mengimbangi kebutuhan yang semakin meningkat. Untuk itu, PLN kini tengah mengambil langkah untuk memitigasi risiko tersebut dengan cara menambah pembangkit listrik. "Kalau proyek Batang tertunda, bisa menimbulkan krisis listrik. Penyediaan pasokan masa depan harus diupayakan tepat waktu," pungkasnya.

Selain terkendala pembebasan lahan, rencana pembangunan PLTU Batang juga ditentang warga karena bahan bakar batu bara yang dipakai PLTU dianggap berpotensi mencemarkan lingkungan. Meski demikian, Menteri Keuangan Chatib Basri menekankan proyek tersebut harus tetap berjalan mengingat pentingnya peran pembangkit dalam memasok listrik. Perkiraan Menkeu, pembangunan bisa dikebut agar tepat waktu. "Kita usahakan, selesai 2017 nanti," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×