Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) bakal memacu produksi lini produk botol kemasan di paruh kedua. Kalau tidak ada aral melintang, mesin produksi botol baru milik perusahaan bakal tiba akhir bulan ini atau akhir Juni 2023.
Menurut Direktur dan Sekretaris MLIA, Henry Bun, mesin anyar tersebut dijadwalkan rampung diinstalasi pada akhir Juli 2023.
“Dan kita rencanakan itu bisa beroperasi di semester kedua tahun ini, mungkin sekitar awal Agustus ya,” ujar Henry dalam cara public expose, Jumat (26/5).
Sebelumnya, MLIA sudah memiliki mesin produksi botol kemasan dengan kapasitas produksi terpasang 220.825 ton dalam setahun.
Secara konsolidasi, lini produk botol kemasan menyumbang sekitar 30% dari seluruh pendapatan MLIA. Sebagian besar pendapatan lainnya berasal dari lini produk kaca lembaran dengan porsi 65%. Sedang sisanya dari lini produk kaca pengaman otomotif dan glass block.
Mesin produksi botol tambahan yang dipesan memiliki kapasitas sekitar 90 ton per hari atau setara kurang lebih 30 ribu - 32 ribuan ton per tahun. Dus, dengan asumsi harga botol sekitar Rp 6 juta lebih per ton, maka mesin anyar berpotensi memberi MLIA tambahan pendapatan sekitar Rp 200 miliar per tahun jika seluruh outputnya berhasil diserap pasar.
Baca Juga: Mulia Industrindo (MLIA) Targetkan Penjualan Sebesar Rp 5,3 Triliun pada Tahun Ini
Namun, kapasitas produksi tambahan dari mesin anyar diperkirakan belum akan berkontribusi maksimal pada tahun ini lantaran baru beroperasi di Agustus.
“Efeknya terhadap perusahaan hanya sekitar 4 sampai bulan, karena pada waktu Agustus dioperasikan itu kan kita masih merupakan trial production. Jadi efektifnya sekitar 4 bulan yang bisa menambah kapasitas 90 ton per hari,” terang Henry.
Manajemen optimistis, kehadiran mesin baru bisa membantu pencapaian target kinerja perusahaan pada tahun ini. Hingga tutup tahun nanti, MLIA membidik target pendapatan Rp 5,3 triliun dengan laba bersih Rp 700 miliar. Harapan perusahaan, belanja pemerintah di paruh kedua bisa menopang pertumbuhan ekonomi dan mendorong kebutuhan kaca di sektor properti maupun sektor-sektor lainnya.
Hingga akhir akhir kuartal I 22023 lalu, MLIA telah membukukan penjualan bersih Rp 1,29 triliun, turun tipis 2,97% dibanding penjualan bersih MLIA periode kuartal I 2022 yang mencapai Rp 1,33 triliun.
Seturut penyusutan tersebut, laba bersih periode berjalan MLIA turun 45,46% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula Rp 254,90 miliar di kuartal I 2022 menjadi Rp 139,01 miliar di kuartal I 2023. Kendati demikian, MLIA optimistis target kinerja tahun 2023 masih bisa dikejar hingga tutup tahun nanti.
“Anggaran daripada pemerintah baru dibelanjakan ya, mungkin biasanya tuh lebih agresif untuk pembangunan-pembangunan itu di semester kedua,” tutur Henry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News