Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) optimistis dalam melihat prospek bisnis data center di tahun ini.
Presiden Direktur MLPT, Wahyudi Chandra melihat bahwa prospek bisnis data center sangat baik dan makin meningkat, hal ini lantaran salah satu pendorongnya adalah pemanfaatan cloud yang meluas.
“Di Indonesia sendiri penerapan cloud seperti public cloud, private cloud, hybrid cloud dan multi cloud sudah marak dipakai di berbagai perusahaan berskala enterprise,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (13/6).
Ia mengatakan saat ini MLPT melalui anak usahanya PT Graha Teknologi Nusantara (GTN) merupakan perusahaan yang berfokus pada layanan pengelolaan GTN Data Center.
Baca Juga: Multipolar Technology (MLPT) melihat prospek bisnis data center masih menjanjikan
Saat ini GTN memiliki 1 data center rated 3 berstandar kualitas Jepang dengan 7 layer keamanan yang berlokasi di kawasan bisnis premium Lippo Cikarang.
“Layanan yang diberikan GTN Data Center berfokus pada perencanaan dan implementasi Data Center, Disaster Recovery Center dan Business Continuity,” tambahnya.
Adapun klien yang dimiliki juga beragam terutama dari sektor finansial seperti fintech, asuransi dan yang terbesar dari sektor perbankan dan keuangan.
Ia juga mengatakan saat ini kapasitas yang terpasang adalah untung 2.000 rack dengan power sampai dengan 5MW. Sementara kapasitas GTN Data Center saat ini masih tersedia sampai dengan 10MW.
“Sehingga dapat dikembangkan dengan menambah gedung di lokasi atau kampus yang sama sesuai permintaan dari market dalam waktu yang relatif cepat,” ujarnya.
Baca Juga: Multipolar Technology (MLPT) akan menebar dividen Rp 215,63 miliar, simak jadwalnya
Untuk mempercepat bisnis data center, di tahun ini perseroan akan melakukan beberapa program yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan, di antaranya adalah meluncurkan skema Business Enablement Program.
“Ini bertujuan untuk membantu para pengusaha yang terdampak pandemi Covid-19 agar dapat melakukan efisiensi biaya operasional mereka hingga lebih dari 50%, dan mendorong percepatan proses transformasi digital mereka,” tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News