Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mengalami penurunan kinerja operasional per kuartal III-2020. Perusahaan ini pun tetap berusaha mempertahankan bisnisnya di tengah ketidakpastian pasar batubara.
Berdasarkan laporan produksi bulanan, DOID mencatatkan volume pengupasan batuan lapisan penutup atau overburden removal (OB) sebesar 229,7 juta bank cubic meter (bcm) per kuartal III-2020 atau turun 24% (yoy). Begitu pula dengan produksi batubara DOID di kuartal III-2020 yang turun 11% (yoy) menjadi 33,8 juta ton.
Tren penurunan kinerja operasional terlihat dalam beberapa bulan terakhir. DOID sempat mencetak volume OB sebanyak 29,1 juta bcm di bulan Juni 2020, kemudian turun menjadi 22,6 juta bcm di bulan Juli 2020. Penuruan kembali terjadi di bulan Agustus dan September 2020 dengan hasil masing-masing sebesar 20,1 juta bcm dan 18,6 bcm.
Produksi batubara DOID juga mulai turun usai bulan Juli lalu. Pada Juli 2020, DOID memproduksi 4,3 juta ton batubara. Lalu, angka ini turun menjadi 3,7 juta ton di bulan Agustus 2020 dan 3,5 juta ton pada September 2020.
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis menyampaikan, penurunan volume OB dan produksi batubara DOID tak lepas dari rendahnya harga batubara global. Belum lagi, permintaan global terhadap batubara juga masih rendah di tengah pandemi Covid-19 dan ancaman perlambatan ekonomi.
Baca Juga: Produksi Batubara Turun, Kinerja DOID Ikut Terpukul Hingga Terpaksa Menanggung Rugi
Dalam berita sebelumnya, DOID sempat mematok target volume OB di tahun ini sekitar 350 juta bcm—390 bcm. DOID belum bisa memastikan kelanjutan dari target operasional tersebut.
Regina menilai, potensi penurunan kinerja operasional DOID masih bisa berlanjut di sisa tahun 2020. “Ini dikarenakan faktor musiman berupa tingginya curah hujan seiring datangnya musim hujan,” ungkap dia, Senin (2/11).
Menurutnya, satu-satunya panduan yang memungkinkan dimiliki oleh DOID di tahun ini adalah menurunkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga di bawah US$ 50 juta.
Sebelum pandemi Covid-19 muncul, DOID sebenarnya sempat memproyeksikan jumlah capex di tahun ini sekitar US$ 100 juta. Namun, memasuki kuartal II-2020, dunia mulai dilanda pandemi. Manajemen DOID pun menerapkan strategi efisiensi seperti pemangkasan biaya pengeluaran bisnis untuk menciptakan profitabilitas yang lebih baik.
Efisiensi tersebut juga termasuk mengelola pemanfaatan capex sehingga nilainya dapat diturunkan hingga di bawah US$ 50 juta pada tahun ini. Berdasarkan berita sebelumnya, seiring rendahnya jumlah capex, DOID berupaya memaksimalkan kapasitas alat tambang yang berlebih terlebih dahulu.
Regina melanjutkan, pihak DOID tetap agresif dalam mencari kontrak-kontrak baru di sektor jasa pertambangan batubara secara jangka panjang. DOID pun telah mengikuti tender beberapa proyek jasa pertambangan. “Tetapi saat ini belum ada yang diselesaikan,” tandas dia.
Sebagai catatan, DOID memiliki kontrak jasa pertambangan batubara dengan PT Berau Coal yang telah diperpanjang hingga tahun 2020. Sebelumnya, perusahaan ini dipastikan akan mengakhiri kontrak jasa pertambangan dengan PT Kideco Jaya Agung pada akhir tahun ini.
DOID belum merilis laporan keuangan kuartal III-2020. Hingga semester I-2020, DOID membukukan pendapatan sebesar US$ 352,09 juta atau turun 19,58% (yoy). DOID juga menderita rugi bersih sebesar US$ 7,86 juta di semester I-2020. Padahal, di semester I-2020 perusahaan ini meraup laba bersih sebanyak US$ 4,06 juta.
Selanjutnya: Produksi batubara Delta Dunia Makmur (DOID) capai 3,7 juta ton pada Agustus 2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News