Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Wapres Ma’ruf Amin mengungkapkan, pada praktiknya permasalahan lingkungan ternyata tidak cukup diselesaikan hanya dengan pendekatan pengawasan terhadap peraturan saja.
“Oleh karena itu, PROPER memanfaatkan masyarakat dan pasar untuk memberikan tekanan kepada industri, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan, pemberdayaan masyarakat dan pasar dilakukan dengan penyebaran informasi yang kredibel, sehingga dapat menunjukkan citra reputasi bagi perusahaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Penilaian PROPER periode 2019 – 2020 diikuti sebanyak 2.038 perusahaan. Berdasarkan evaluasi Tim Teknis dan pertimbangan Dewan Pertimbangan PROPER, ditetapkan peraih peringkat EMAS sebanyak 32 perusahaan, HIJAU 125 perusahaan, BIRU 1.629 perusahaan, MERAH 233 perusahaan, HITAM 2 perusahaan, dan 16 perusahaan tidak masuk peringkat karena tidak beroperasi, 1 perusahaan sedang dalam penegakan hukum. Peserta PROPER tahun ini terdiri dari 972 Agroindustri, 584 Manufaktur Prasarana Jasa, dan 482 Pertambangan Energi Migas.
Baca Juga: Kring Kring, Pemerintah Memperketat Impor Sepeda
“Tingkat ketaatan perusahaan terhadap peraturan lingkungan hidup mencapai 88%, lebih baik dari tahun 2019 sebesar 85 %. Kreatifitas dan inovasi perusahaan ternyata juga tidak terhalang oleh pandemi. Pada tahun ini tercatat 806 inovasi yang dihasilkan oleh perusahaan, meningkat 2% dari tahun sebelumnya. Hasil inovasi ini mampu menghemat anggaran sebesar 107,13 trilyun,” tutur Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya.
Dalam bidang keberlanjutan, di bulan September kemarin, Musim Mas baru memperbarui sustainability policy-nya yang dirilis di tahun 2014, perusahaan telah belajar dari pengalaman untuk mengembangkan pemahaman dan strategi dalam hal keberlanjutan. “Dengan pemahaman Musim Mas yang semakin mendalam, serta komitmen terhadap NDPE. Upaya ini mendorong perusahaan untuk memperbarui kebijakan keberlanjutan atau sustainability policy,” ujar Togar.
Selanjutnya: Musim Mas raih 12 PROPER Hijau pada 2019, terbanyak di sektor sawit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News