Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto
Namun, Zaki mengatakan bahwa sebenarnya secara keuangan MYOH siap-siap saja. "Kalau perizinan bagus dan infrastruktur ke lokasi juga mendukung, dalam 2-3 bulan ke depan kita bisa kok," katanya.
Selain itu, MYOH juga mengincar proyek pembangkit listrik. Sampai beberapa tahun ke depan, Samindo menyediakan dana US$ 25 juta untuk porsi ekuitas pada partisipasi proyek pembangkit listrik. Sampai dengan akhir 2016 lalu, perseroan telah mengikuti tender dari PLN untuk wilayah Kaltim 6.
Untuk kinerja keuangan, sampai dengan kuartal I 2017, pendapatan MYOH turun 16 persen dibanding kuartal sama tahun lalu. Sampai dengan kuartal I pendapatan yang diraih senilai US$ 190,1 juta. Laba bersih pun turun 14 persen, menjadi US$ 21,2 juta di kuartal I 2017.
Produksi batubara oleh MYOH turut turun. Jika dikuartal I tahun lalu Samindo bisa memproduksi 3 juta ton batubara, maka di kuartal I 2017 ini jumlah itu turun 16,8 persen menjadi 2,5 juta ton. Begitu pula dengan produksi batuan penutup, yang turun 6,4 persen di kuartal I ini menjadi 11,2 juta bcm.
Seperti yang diketahui, MYOH memproduksi kebutuhan batubara dari PT Kideco Jaya Agung, sebagai klien utamanya. Produksi batubara perusahaan klien tersebut dari 2015 sampai 2016 anjlok, dari 39 juta ton menjadi 32,1 juta ton di tahun lalu. MYOH sendiri mendapatkan bayaran dari klien tersebut kurang lebih 30 persen dari total produksi batubara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News