kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nabati Group investasi Rp 7 triliun


Selasa, 06 Oktober 2015 / 12:34 WIB
Nabati Group investasi Rp 7 triliun


Reporter: David Oliver Purba | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT Kaldu Sari Nabati atawa Nabati Group tetap melaju,  melanjutkan ekspansi bisnis meski perekonomian masih lesu.

Produsen makanan ringan Richeese ini bahkan mantap  mulai merealisasikan dua pabrik anyar tahun ini.

Manajemen Nabati Group mengklaim akan mengucurkan dana investasi sekitar Rp 6 triliun - Rp 7 triliun.

Hitungan mereka, biaya pembangunan satu pabrik sekitar Rp 3 triliun - Rp 3,5 triliun.

Manajemen Nabati Group tak menerangkan sumber dana investasi mereka.

Yang pasti, dana investasi akan mereka keluarkan secara bertahap, karena pembangunan kedua pabrik dilakukan bertahap dalam lima tahun.

"Tidak akan sekaligus," terang Head of Operational Manufacturing PT Kaldu Sari Nabati, Crisitian Sitepu kepada KONTAN, Senin (5/10).

Perincian rencana mereka seperti ini.

Pertama, membangun pabrik di Probolinggo, Jawa Timur.

Pabrik ini akan berdiri di atas lahan 11 hektare (ha). Proses pembangunan pabrik tersebut akan dimulai November 2015.

Nabati Group merancang, kapasitas produksi terpasang pabrik Probolinggo sebesar 250 ton biskuit per hari.

Pabrik ini kelak akan memproduksi Bisvit Selimut dan Nextar.

Kalau pabrik sudah jadi, Nabati Group akan menjajakan semua produk ke pasar dalam negeri.

Sasaran utama perusahaan milik Krisdianto Lesmana itu adalah pasar Indonesia bagian timur.

Pada tahap awal, Nabati Group menargetkan bisa merampungkan pembangunan enam hingga delapan lini produksi pabrik Probolinggo, dalam 10 bulan ke depan.

Manajemen perusahaan ini tak menyebutkan tambahan kapasitas produksi dari tahap pembangunan awal itu.

Rencana kedua, membangun pabrik di Bandung, Jawa Barat yang berdiri di atas lahan seluas 9 ha.

Rancangan kapasitas terpasang pabrik tersebut sebesar 250 ton - 300 ton wafer per hari. Nabati Group akan memulai pembangunan pada tahun 2016.

Kelak saat pabrik Bandung jadi, Nabati Group berencana mencuil 30% produksi pabrik Bandung untuk pasar ekspor China.

Barulah 70% selebihnya untuk pasar domestik.

Bahan baku lokal

Penambahan pabrik tak ayal menuntut pasokan bahan baku yang makin besar.

Nabati Group mengaku tak khawatir karena mayoritas bahan baku berasal dari dalam negeri.

"Bahan baku yang diimpor 13%, seperti keju dari Eropa," aku Crisitian.

Di luar dua pabrik yang akan dibangun, Nabati Group sudah mengoperasikan dua pabrik, yakni di Bandung dan Sumedang, Jawa Barat.

Lokasi pabrik di Bandung yang sudah beroperasi, bersebelahan dengan lokasi pabrik anyar yang juga akan mereka bangun di Kota Kembang itu.

Sementara pabrik Sumedang, baru akan rampung semua pembangunan pada Desember 2015 nanti. Hingga saat ini, 70% lini pabrik tersebut sudah beroperasi.

Sama seperti rencana pembangunan dua pabrik anyar tadi, pembangunan pabrik Sumedang juga bertahap, sejak lima tahun yang lalu.

Kalau pembangunan rampung, kapasitas produksi akan mencapai 130 ton biskuit per hari. Nilai investasinya sekitar Rp 3 triliun.

Lantaran rencana ekspansi masih berjalan, Nabati Group memastikan tak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

"Tahun ini kami masih merekrut ribuan karyawan, tahun depan akan merekrut 1.500 karyawan," beber Christian.

Nabati tak menyebutkan total pendapatan. Namun, dari pengoperasian 70% lini produksi di pabrik Sumedang saja, mereka mengaku mencatatkan pendapatan  Rp 2 triliun.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×