kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nasib kilang LNG Masela, calon pembeli belum pasti dan lahan baru separuh


Selasa, 02 Juni 2020 / 19:38 WIB
Nasib kilang LNG Masela, calon pembeli belum pasti dan lahan baru separuh
ILUSTRASI. SKK Migas: Kepulauan Tanimbar jadi lokasi Kilang LNG Masela. DOK SKK Migas


Reporter: Filemon Agung | Editor: Pratama Guitarra

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perjalanan pembangunan kilang jumbo gas alam cair (Liquifed Natural Gas/ LNG) Blok Masela di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku dipastikan masih panjang. Selain masih terbentur soal lahan, Inpex Corporation dan Shell Indonesia selaku operator belum berhasil menggaet pembeli dari gas alam cair LNG tersebut.

Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Arief Setiawan Handoko menyampaikan, bahwa proses mencari buyer memang masih panjang. Sejauh ini, baru ada Letter of Intens (LoI) dan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa pihak.

“Ada yang sudah menyebut volume pembelian, dan ada juga yang belum,” terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (2/6).

Asal tahu saja, sebelumnya Inpex Masela Ltd sudah melakukan MoU jual beli gas dari Proyek LNG Abadi, Masela itu PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan PT Pupuk Indonesia (Persero) pada Februari lalu.

Baca Juga: Pengamat: Pasar domestik lebih strategis untuk pemasaran LNG Masela Pengamat: Pasar domestik lebih strategis untuk pemasaran LNG Masela

Nota kesepahaman itu dimaksudkan untuk memulai pembahasan atas penjualan dan pembelian untuk mensuplai gas LNG ke pembangkit listrik tenaga gas yang dioperasikan oleh PLN dan gas alam sebesar 150 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd) untuk kilang co-production yang akan dibangun PT Pupuk Indonesia.

Namun, Arief bilang, MoU itu belum ada besaran harga maupun hitung-hitungan soal harga produk. Kendati demikian, ia memastika pihaknya terus berupaya mendata pembeli potensial baik sektor domestik maupun internasional. Ia menargetkan, proses pencarian buyer ini diharapkan dapat rampung di 2021 mendatang.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menambahkan, diskusi dengan pembeli potensial juga masih terus berlangsung. Sayanganya, ia masih enggan mengungkapkan dari mana saja calon pembeli gas LNG Masela. Yang terang, kepastian pembeli menurutnya juga akan berdampak positif bagi kelangsungan proyek.

Baca Juga: Pemprov Maluku serahkan SK pengadaan tanah pelabuhan LNG Lapangan Abadi Masela Pemprov Maluku serahkan SK pengadaan tanah pelabuhan LNG Lapangan Abadi Masela

"Ya semakin tinggi level kepercayaan akan semakin bagus untuk FID (Final Investment Decision) oleh para Investor, sebelum eksekusi EPCI," tutup Julius.

Lahan baru setengah

Selain masalah pembeli gas ini, sebelumnya, Gubernur Maluku Murad Ismail telah menyerahkan Surat Keputusan Gubernur soal penetapan lokasi pelabuhan Kilang gas alam cair Masela di Pulau Nustual Desa Lermatang, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku diserahkan kepada Kepala SKK Migas.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menuturkan luasan lahan yang diserahterimakan memang baru mencapai sebagian dari luasan yang dibutuhkan. "Masih banyak lagi, luas lagi untuk membangun kilang LNG,” tandasnya.

Dalam surat keputusan Pemerintah Provinsi yang diterima Kontan.co.id, lokasi yang ditetapkan tercatat seluas kurang lebih 27 Ha. Selain itu, pelaksanaan pembangunan kilang LNG diperkirakan memakan waktu sekitar 58 bulan. Sementara proses pengadaan lahan sendiri disebut bakal memakan waktu 8 bulan.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pengembangan infrastruktur gas bumi masih feasible walau ada corona Kementerian ESDM: Pengembangan infrastruktur gas bumi masih feasible walau ada corona

Sementara itu, pasca penyerahan SK oleh Gubernur Maluku, Julius menuturkan proses akuisisi lahan tambahan masih terus berlanjut. Disisi lain, pihak terkait kini tengah melakukan studi persiapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).

"Juga tengah proses prakualifikasi (PQ) untuk pekerjaan Front End Engineering Design (FEED), sebelum akhirnya nanti diperkirakan tahun 2023 mulai pekerjaan rekayasa, pengadaan, konstruksi, dan instalasi (Engineering, Procurement, Construction, Installation/EPCI)," jelas Julius. Dalam catatan Kontan.co.id, luasan lahan yang dibutuhkan untuk proyek Masela mencapai 1.500 hektare (Ha).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×