kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,24   -2,31   -0.26%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Negara tujuan bertambah, ekspor mobil Indonesia berpotensi makin kencang


Rabu, 04 Desember 2019 / 18:47 WIB
Negara tujuan bertambah, ekspor mobil Indonesia berpotensi makin kencang
ILUSTRASI. Ekspor Toyota Fortuner produksi?Toyota Motor Manufacturing Indonesia


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah stagnasi permintaan mobil dalam negeri, industri dapat melirik pasar ekspor. Dimana dalam sepuluh bulan pertama tahun ini ekspor kendaraan utuh (CBU) telah melampaui perolehan di satu tahun 2018 kemarin.

Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal Gabungan Agen Tunggal Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan pasar ekspor mobil CBU dan mobil terurai (CKD) masih positif sampai dengan Oktober 2019. Tren nya meningkat, meskipun sebelumnya sempat turun tajam akibat pemilihan umum.

Baca Juga: Gandeng Kepolisian, Jasa Marga terapkan tilang elektronik di jalan tol

Menurut data Gaikindo, ekspor CBU mencapai 275.364 unit sejak Januari hingga Oktober 2019, atau naik sekitar 28% year on year (yoy). Perolehan tersebut melebihi capaian ekspor mobil utuh sepanjang 2018 yang hanya 264.553 unit.

"Kenaikan ini harus dipertahankan apalagi sampai akhir tahun diharapkan ekspor bisa 300 ribu unit," ungkap Kukuh ditemui usai seminar industri otomotif 4.0, Rabu (4/12).

Adapun mengenai target tahun depan, Gaikindo masih menghitungnya, yang terang pemerintah sempat membidik angka ekspor hingga 1 juta unit mobil di 2025 nanti.

Menurut Kukuh untuk mendongkrak ekspor, Indonesia perlu menambah negara tujuan baru dan tak cukup hanya mengandalkan pasar luar negeri eksisting saat ini yang baru 80 negara. Peran pemerintah saat ini diperlukan, mengingat kunjungan pejabat ke beberapa negara prinsipal merek mobil diharapkan dapat memuluskan penetrasi ke negara baru.

Baca Juga: Dibuka 15 Desember, ini tips berkendara aman di Tol Layang Jakarta-Cikampek

Sebab, kata Kukuh, untuk masuk ke pasar ekspor baru perlu pertimbangan pemilik prinsipal merek tersebut. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan jumlah tujuan ekspor mobil bertambah menjadi 91 negara.

Disamping itu perlu pula menggalakkan penambahan model yang diekspor, dimana saat ini Indonesia baru menyuplai pasar luar negeri dengan 18 model dan varian mobil. Pasar Australia contohnya, mayoritas menggunakan sedan sementara Indonesia saat ini belum mengekspor model tersebut.

Sementara itu, Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto bilang peningkatan ekspor pertimbangan utamanya bukan soal pemaksimalan kapasitas produksi, namun soal neraca perdagangan ekspor-impor agar dapat positif.

"Dan ke depan tantangan ekspor ini makin tinggi, dimana semua negara berjuang dengan nasionalisme ekonominya," sebutnya kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Baca Juga: Tol layang Jakarta-Cikampek dibuka pada 15 Desember 2019

Adapun yang dimaksud pria yang disapa Soeryo tersebut soal proteksionisme yang mulai diterapkan di beberapa negara ASEAN seperti Vietnam. Untuk itu ia menambahkan, pencarian negara tujuan baru mutlak diperlukan namun industri otomotif tidak bisa sendirian.

Dengan national barrier yang tinggi di setiap negara, maka pendekatan negara alias pemerintah diperlukan. "Kata kuncinya jangan dibiarkan industri otomotif itu berjalan sendiri, harus ada berdampingan dengan government," sebut Soeryo.

Toyota sendiri diketahui melakukan ekspor kendaraan langsung dibawah mandat produsen, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). Investasi dan kapasitas TMMIN sudah cukup besar dan dinilai layak untuk masuk ke berbagai pasar global.

Sepanjang tahun lalu, total pengapalan CBU bermerek Toyota berhasil menembus angka 206.600 unit atau naik positif sebesar 4% dari capaian tahun 2017 lalu yang berjumlah 199.600 unit. Di tahun 2019 ini Toyota menargetkan ekspor naik dari 5% dibandingkan tahun kemarin.

Baca Juga: Akhirnya, 15 Desember jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek II) dibuka

Sementara itu dari sisi Donny Setiawan, Direktur Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebelumnya pernah mengatakan optimismenya akan aktivitas ekspor industri otomotif lokal. "Industri di sini sudah cukup kuat dan mampu bersaing," terangnya.

Suzuki tercatat sampai akhir Oktober 2019 ini telah mengekspor sebanyak 32 ribu unit mobil CBU. Pasar ekspor pabrikan Suzuki Indonesia cukup beragam mulai dari Asia, Timur Tengah hingga Amerika Selatan dengan model mobil seperti Ertiga dan APV.

Lebih lanjut manajemen bilang bahwa tantangan ke depan adalah ekspansi market yang tidak hanya terpaku pada penambahan negara tujuan saja. Tetapi juga penyediaan produk yang sesuai dengan kebutuhan negara tujuan.

Baca Juga: Diskon APM diakhir tahun berdampak negatif pada lelang mobil bekas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×