Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses negosiasi pelepasan hak partisipasi atau participating interest (PI) Blok Masela antara Shell dengan Pertamina menunjukkan kemajuan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, keduanya sudah menemui titik temu dalam negosiasi.
“Mengenai Masela, alhamdulillah Masela sudah ada titik temu, sudah ada jalan keluar. Shell mau melepas sahamnya ke Pertamina, dan ini dieksekusi akhir bulan ini, telah disepakati, dan selanjutnya konsorsium ini akan terbentuk antara Inpex dengan Pertamina dan kemungkinan juga dengan Petronas,” ungkap Arifin dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (13/6).
Belum ketahuan berapa persisnya harga atau nilai transaksi yang dibahas antara Pertamina dengan Shell dalam diskusi terakhir. Arifin tidak merinci angka tersebut dalam raker.
Baca Juga: Shell Melunak, Harga Hak Partisipasi Blok Masela Turun di Bawah US$ 1 Miliar
Sebelumnya, negosiasi harga antara Pertamina dengan Shell sempat berlangsung alot. Shell disebut-sebut sempat mematok harga sebesar US$ 1,4 miliar untuk melepas 35% PI yang dimilikinya di Blok Masela.
Hanya saja angka penawaran tersebut tidak bersambut positif. Kritikan datang dari Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto. Ia berujar, investasi yang dirogoh oleh Shell untuk mencaplok 35% hak partisipasi di Blok Masela hanya mencapai sekitar US$ 700 juta. Untuk itu, ia menilai bahwa harga jual US$ 1,4 miliar tergolong tinggi.
Namun, belakangan sikap Shell dikabarkan melunak. Pekan lalu, Arifin sempat membisikkan bahwa nilai transaksi yang dibahas dalam rencana tersebut sudah berada jauh di bawah US$ 1 miliar.
“(nilai transaksi pembelian PI yang dibicarakan) jauh di bawah (US$ 1 miliar),” tutur Arifin memberi konfirmasi saat ditanyai wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (9/6).
Rencana pengambilalihan hak partisipasi Shell di Blok Masela lewat Pertamina mendapat sambutan positif di Senayan. Poin keenam kesimpulan Raker (13/6) menyebutkan bahwa Komisi VII DPR RI mendorong Menteri ESDM RI untuk melakukan percepatan terlaksananya proyek Blok Abadi Masela, termasuk mendukung Badan Usaha Migas untuk dapat segera membeli saham participating interest Blok Abadi Masela dari Shell Overseas Limited.
“Terkait Blok Masela kami mengapresiasi dan mendorong penuh agar apa yang menjadi target pemerintah bisa tercapai dan terealisasi,” ujar Pimpinan Raker, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman.
Di lain pihak, beberapa persiapan teknis untuk pengembangan Blok Masela telah dilakukan. Pada 13 April 2023 lalu SKK Migas telah menyetujui Work Program & Budget (WP&B) Masela. Mahkamah Agung (MA) juga telah menetapkan putusan mengenai harga tanah hasil appraisal KJPP untuk pengadaan lahan-area non hutan. Berdasarkan status terakhir, penitipan uang ganti telah dititipkan pada PN Saumlaki.
Menyoal kegiatan pemasaran, Inpex selaku operator menandatangani MoU dengan beberapa calon pembeli potensial dalam negeri dan menandatangani LOI dengan beberapa calon pembelli potensial internasional.
Baca Juga: Shell Pangkas Harga Hak Partisipasi Blok Masela di Bawah US$ 1 Miliar
Sementara itu, tender Front End Engineering Design (FEED) akan dilaksanakan kembali pada tahun 2023. Saat ini, rencana tender FEED sedang dalam persiapan dan menunggu keputusan Inpex HQ soal rencana investasi dan pengembangan.
Menurut rencana, nantinya akan dibangun kilang Liquefied natural gas (LNG) dengan kapasitas produksi 9,5 MTPA atau 1.600 MMSCFD. Akan ada pula 150 MMSCFD.
“Dan ada lagi 150 MMSCFD gas pipa yang nanti akan dibangun pabrik petrochemical serta kondensat sebesar 35.000 barel per hari,” imbuh Arifin dalam Raker.
Berdasarkan estimasi, akumulasi produksi proyek yang memiliki cadangan terbukti 18,54 TSCF ini mampu menghasilkan 16,38 TSCF gas (gross) atau 12,95 TSCF (sales).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News