Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan semen nasional masih dikerek oleh permintaan proyek infrastruktur pemerintah. Hal ini menyebabkan konsumsi semen di akhir 2017 melonjak secara signifikan.
"Penjualan tersebut mutlak karena adanya pembangunan infrastruktur yang dikebut, di mana target proyek harus selesai di akhir 2017," kata Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia kepada KONTAN (3/2).
Dari data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) terbaru sampai November 2017 penjualan domestik semen mengalami peningkatan yang signifikan. Diharapkan kondisi permintaan yang naik ini dalam beberapa tahun mendatang dapat mengatasi kondisi kelebihan suplai (over supply) semen saat ini.
Laporan ASI di Januari-November 2017 tercatat permintaan semen domestik mencapai 60,55 juta ton, atau naik 7,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Menilik data ASI hampir semua wilayah Indonesia mengalami pertumbuhan permintaan, kecuali Kalimantan dan Sulawesi.
Sampai November 2017 penjualan di Kalimantan turun 2,8% menjadi 3,74 juta ton, sedangkan Sulawesi turun mini 1,9% dari 4,95 juta ton di periode sama tahun lalu menjadi 4,86 juta ton. Pertumbuhan permintaan paling tinggi masih berasal dari Jawa, yakni 12,2%.
Total volume penjualan semen di Jawa di sebelas bulan pertama 2017 ini ialah 34,27 juta ton. Di mana hampir separuhnya berasal dari regional Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jawa tengah yang mempunyai porsi 24% dari total volume penjualan semen di Jawa tumbuh paling tinggi 17,4% menjadi 8,23 juta ton. Sementara permintaan di semen Ibukota, Jakarta, hanya tumbuh 4,2% dari 4,29 juta ton sampai November 2016 menjadi 4,47 juta ton di periode yang sama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News