Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Nippon Indosari Corpindo Tbk mencatatkan penurunan penjualan hingga September 2017 ini. Manajemen perusahaan mengaku, tahun ini menjadi tahun yang cukup menantang bagi industri.
Mengutip laporan keuangan, hingga kuartal III/2017, perusahaan berkode saham ROTI ini mengantongi penjualan senilai Rp 1,82 triliun atau turun tipis 0,65% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang ada di angka Rp 1,84 triliun. Turunnya penjualan itu pun diikuti oleh tergerusnya laba perusahaan 52,21% ke angka Rp 97,35 miliar dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di posisi Rp 203,69 miliar.
Stephen Orlando, Sekretaris Perusahaan ROTI menilai tahun ini sebagai tahun yang menantang bagi industri. "Terlebih lagi dengan pola perubahan konsumsi yang terjadi," ujar Stephen saat dihubungi KONTAN, Senin (30/10).
Dari berbagai produk, roti tawar Sari Roti berkontribusi paling besar terhadap total pendapatan yakni mencapai Rp 1,37 triliun atau tumbuh 8,7% dari periode yang sama tahun lalu yang ada di angka Rp 1,26 triliun. Stephen menyebut, sejak awal tahun hingga saat ini, pihaknya sudah mengeluarkan sekitar 17 produk baru.
Artinya, sampai dengan saat ini, ROTI telah memiliki total portofolio produk Sari Roti sekitar 74 produk. Di sisa akhir tahun ini, pihaknya berkomitmen untuk memperbaiki kinerja, salah satunya dengan menambah varian produk baru.
Namun begitu, dia belum bisa menyebut secara detail terkait hal itu. "Untuk produk lainnya akan dikeluarkan sesuai dengan jadwal," imbuhnya.
Dalam lima tahun mendatang, ROTI juga berencana untuk membangun empat sampai enam pabrik yang terhitung sejak tahun 2018. Sekadar mengingatkan, sepanjang tahun ini, ROTI mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 498 miliar. Hingga kuartal III/2017 penyerapan capex sudah mencapai 51% dari total atau berkisar Rp 258 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News