Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Kenaikan biaya produksi, termasuk bahan baku seperti terigu memaksa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) meninjau ulang harga jual produk roti berlabel Sari Roti.
Meski di tingkat agen sudah diinformasikan harga Sari Roti bakal naik, menurut Stephen Orlando, Public Relation Nippon Indosari Corpindo, pihaknya masih menganalisis opsi kenaikan harga Sari Roti. "Naik atau tidaknya masih kami review," katanya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (17/10).
Stephen melanjutkan, beberapa bahan baku, terutama yang impor, jelas punya dampak bagi pembengkakan biaya produksi Nippon Indosari. Meski tidak menjelaskan jenis bahan baku yang dimaksud, Stephen memastikan, kenaikan bahan baku ini tidak berdampak signifikan bagi perusahaan ini.
Begitu pula saat terjadi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi beberapa waktu lalu pun tidak menimbulkan dampak yang berpengaruh terhadap laju bisnis Nippon Indosari.
Sayangnya, Nippon Indosari enggan membeberkan strategi perusahaan untuk menekan biaya produksi termasuk jenis efisiensi yang perusahaan terapkan. "Kami tidak dapat memberi informasi seputar strategi ini. Kami fokus terhadap pengembangan usaha perseroan." tuturnya.
Adapun rencana Nippon Indosari membangun dua pabrik roti masih terus berjalan. Pembangunan pabrik di Cikande, Purwakarta, masih berlangsung. Adapun satu pabrik lagi di Pasuruan, Jawa Timur tinggal memberi sarana dan prasarana saja.
Nippon Indosari optimistis, kedua pabrik ini bisa beroperasi di akhir tahun ini. Untuk membangun pabrik ini, perusahaan ini sudah mengganggarkan dana antara Rp 100 miliar sampai Rp 200 miliar. "Semoga bisa selesai di Desember 2013, sesuai target. Saat ini masih berjalan sesuai rencana," kata Stephen.
Sebagai catatan, pada semester 1-2013, Nippon Indosari sudah menggunakan belanja modal sekitar 30% yang antara lain untuk membangun kedua pabrik. Adapun belanja modal ROTI tahun ini berkisar Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar. Sisa dari belanja modal diharapkan bisa terserap hingga akhir tahun ini.
Nippon Indosari memang tergolong gencar berekspansi. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan industri roti domestik yang terbilang positif. Saban tahun, industri ini bisa tumbuh 30%. "Untuk itu, kami fokus mengembangkan usaha serta pertumbuhan penjualan dan menjaga pasar," katanya.
Dengan aksi usaha ini, Nippon Indosari menargetkan pendapatan sampai akhir tahun ini bisa tumbuh 30% menjadi Rp 1,56 triliun. Tahun lalu, pendapatan perusahaan ini sebanyak Rp 1,19 triliun.
Manajemen Nippon Indosari, menurut Stephen, optimistis target bisnis ini bisa tercapai. Pasalnya, merek Sari Roti terbilang kuat di pasar. Terlebih, Sari Roti yang masuk kategori mass product menguasai 90% pangsa pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News