kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

November, ekspor kakao terancam anjlok


Rabu, 10 November 2010 / 16:07 WIB
November, ekspor kakao terancam anjlok
ILUSTRASI. PEMBANGUNAN PERUMAHAN SUBSIDI


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Karena eksportir sudah mengenjot kinerja ekspornya di bulan Oktober, maka diprediksi kinerja ekspor di bulan November akan mengalami penurunan drastis menjadi tak lebih dari 20.000 ton. Hitungan tersebut bahkan lebih rendah dari realisasi ekspor bulan September 2010 lalu yang mencapai 24.633 ton. Pasalnya, selain stok di tangan pedagang dan eksportir sudah menipis, cuaca juga membuat produksi turun.

“Panen sudah mulai habis dan tidak ada, sementara yang masih panen rusak akibat hujan,” jelas Zulhefi Sikumbang di Jakarta, Rabu (10/11).

Selain masalah produksi, masalah tarif yang juga menjadi masalah, karena Bea Keluar (BK) kakao untuk bulan November juga naik menjadi 10% atau lebih tinggi dibandingkan Oktober yang masih 5%.

“Masalahnya kondisi di daerah panen juga tidak bagus, buahnya dalam kondisi rusak akibat tingginya curah hujan,” terang Zulhefi. Ia memperkirakan ekspor kakao yang memble ini akan terjadi hingga Desember 2010; apalagi bila pemerintah menetapkan BK 10%.

Produksi menyusut

Hingga bulan November 2010 ini, produksi kakao Indonesia diperkirakan masih akan anjlok hingga 40% dari produksi normal akibat tingginya curah hujan yang melanda daerah penghasil kakao.

"Seharusnya Oktober dan November itu panen, tetapi curah hujan ternyata membuat gugur bunga yang akan tumbuh menjadi buah," kata Zulhefi, pertengahan bulan Oktober lalu. Menurutnya, penurunan produksi yang mencapai 40% tersebut akan mempengaruhi produksi kakao tahunan.

"Melihat kondisi tahun ini, produksi hanya mencapai 500.000 ton," kata Zulhefi. Angka tersebut lebih mini dari target produksi tahun ini sebesar 600.000 ton.

BMKG memperkirakan curah hujan masih tinggi hingga bulan Februari 2011 mendatang. Dus, produksi kakao nasional juga masih berpotensi terbabat. "Petani juga protes karena kualitas kakao mengalami penurunan sementara harganya tidak mengalami kenaikan," jelas Zulhefi yang mengkhawatirkan kondisi petani kakao yang terancam kekurangan pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×