kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Offside! Konsumsi BBM bersubsidi 7,24% melewati kuota


Kamis, 16 September 2010 / 11:35 WIB
Offside! Konsumsi BBM bersubsidi 7,24% melewati kuota


Reporter: Gentur Putro Jati, Fitri Nur Arifenie |



JAKARTA. Istilah offside yang digunakan pewarta untuk menjelaskan kondisi menyalahi ketentuan berlaku juga terhadap perilaku konsumsi BBM bersubsidi masyarakat.

Kepala BPH Migas Tubagus Haryono menyebut, per hari ini volume BBM bersubsidi yang dijual ke masyarakat sudah 7,24% melewati kuota APBN-P 2010 sebesar 36,5 juta Kiloliter (KL); alias 39,1 juta KL kombinasi premium, solar dan minyak tanah sudah habis digunakan masyarakat.

"Hari ini konsumsinya sudah 7,24% melebihi kuota. Awalnya prognosa kami kelebihan kuota BBM bersubsidi hanya mencapai 38,59 juta KL. Sekarang harus dikendalikan bagaimana over kuotanya tidak terlalu besar sehingga membebani subsidi," kata Tubagus, Kamis (16/9).

Atas dasar itulah, belakangan ini Menko Perekonomian Hatta Radjasa sibuk menggelar rapat kordinasi lintas instansi plus PT Pertamina (Persero) untuk menyusun strategi tersebut.

"Ada tiga kebijakan yang akan dilakukan pemerintah. Pertama merevisi Perpres tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri. Lalu membatasi penjualan BBM untuk mobil produksi tahun tertentu, dan yang awal bulan depan akan dilakukan adalah melakukan klusterisasi penjualan BBM bersubsidi," ujarnya.

Seperti diberitakan KONTAN sebelumnya, BPH Migas menitahkan Pertamina untuk bersiap mengurangi pasokan premium dan menggantinya dengan pertamax di SPBU-SPBU tertentu di tengah kota Jakarta.

"Bisa dimulai di Menteng, Kebayoran dan kawasan elit lainnya. Misalnya yang tadinya ada 10 dispenser Premium di satu SPBU bisa dikurangi jadi 5 dispenser. Pertamina meminta landasan hukum untuk melakukan ini, kami sedang siapkan," ujarnya.

Untuk tahap awal, sistem klusterisasi atau pengurangan pasokan premium di pusat kota akan dilakukan di Jakarta. Menyusul dilakukan di Bandung dan Surabaya.

"Melalui kebijakan ini diharapkan minimal 860.000 KL BBM bersubsidi bisa kita hemat. Sementara untuk pembatasan konsumsi mobil tahun tertentu belum tahu kapan bisa dilakukan karena harus kordinasi dengan Ditlantas Mabes Polri, Ditjen Perhubungan Darat dan Gaikindo. Selama ini pembatasan konsumsi BBM bersubsidi hanya dilakukan dari sisi suplai tapi belum dari sisi permintaan. Nah ini yang akan kami lakukan," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×