Sumber: Tribunnews.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus berusaha menyelesaikan pabrik pengolahan mineral di Tayan, Kalimantan Barat.
Hal itu dilakukan untuk mematuhi aturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan tambang mineral untuk membuat pengolahan dalam negeri.
Tato Miraza, Presiden Direktur Antam, mengatakan awalnya proyek Engineering, Procurement, and Construction (EPC) chemical grade alumina (CGA) tersebut ditargetkan mampu start-up (commissioning) pada Januari 2014, tapi melihat kemajuannya maka pabrik diprediksi bisa commissioning pada Oktober 2013.
"Atau lebih cepat tiga bulan. Hingga akhir Juni 2013, pabrik tersebut sudah selesai hingga 95 persen," katanya, beberapa waktu lalu.
Selain proyek CGA Tayan, Antam juga sedang menyelesaikan proyek perluasan pabrik feronikel Pomalaa yang ditargetkan selesai pada kuartal II 2015. Proyek tersebut diketahui bernilai sebesar 572 juta dollar AS.
Tato mengatakan perseroan proyek tersebut dibiayai oleh sisa dana penerbitan surat utang atau obligasi sebesar Rp 3 triliun. "Saat ini kami masih mencari dana sebesar Rp 1 triliun, sedangkan sisa pendanaannya akan kami ambil dari kas internal," ungkapnya.
Antam juga sudah menunjuk PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk memulai konstruksi dalam waktu dekat. Dengan penunjukkan tersebut, diharapkan proyek tersebut bisa selesai sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan.
Berdasarkan keterangan perseroan, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi pabrik feronikel Antam yang sudah beroperasi di Pomalaa.
Sebagai informasi, sepanjang periode Januari-Mei 2013, produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung berjumlah 1.089,1 kg. Sedangkan, produksi feronikel Antam mencapai 8.488 ton nikel. Dalam periode yang sama, produksi bijih nikel mencapai 5.261.005 wmt.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News