kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.395.000 0,87%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Operasi Blok Mandiodo Terhenti, Perusahaan Smelter Impor Nikel dari Filipina


Kamis, 31 Agustus 2023 / 15:14 WIB
Operasi Blok Mandiodo Terhenti, Perusahaan Smelter Impor Nikel dari Filipina
ILUSTRASI. Penghentian operasi Blok Mandiodo yang dikelola PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berimbas pada pemenuhan suplai bijih nikel perusahaan smelter.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghentian operasi Blok Mandiodo yang dikelola PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berimbas pada pemenuhan suplai bijih nikel perusahaan smelter.

Sebelumnya, ramai kabar soal perusahaan smelter yang mengimpor bijih nikel dari Filipina akibat kesulitan mendapatkan suplai nikel dari dalam negeri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan, dari hasil penelusuran yang dilakukan, perusahaan yang mengimpor bijih nikel selama ini memenuhi pasokan bijih nikel dari Blok Mandiodo.

"Selama ini mengambil bahan baku dari Mandiodo yang bermasalah, jadi karena mereka harus berproses dan terkait kontrak dengan offtaker (pembeli) mereka mengambil langkah ini," kata Arifin dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI, Kamis (31/8).

Baca Juga: Ada Smelter Impor Bijih Nikel dari Filipina, Begini Tanggapan Menteri Investasi

Arifin melanjutkan, dengan adanya kebijakan larangan ekspor bijih nikel, semua produsen tambang umumnya telah terikat kontrak dengan perusahaan smelter.

Ditemui selepas rapat kerja, Arifin menjelaskan, dengan kondisi ini maka sulit bagi perusahaan tambang untuk meningkatkan produksi. Untuk itu, demi memenuhi gap yang ada maka perusahaan smelter mau tak mau harus mengimpor bijih nikel.

Meski demikian, ke depannya pemerintah bakal mengupayakan pemenuhan bijih nikel dari dalam negeri untuk smelter yang kekurangan pasokan.

"Ke depannya kita akan carikan supaya bisa (penuhi pasokan). Lebih murah barang kita daripada impor," tegas Arifin.

Adapun, langkah impor bijih nikel ini menuai kritik dari Anggota Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir dalam rapat kerja bersama Menteri ESDM.

Nasir mempertanyakan langkah impor bijih nikel perusahaan smelter mengingat Indonesia merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia.

"Kenapa sampai terjadi kita mengimpor nikel ini. Padahal konsesi kita cukup besar," kata Nasir.

Asal tahu saja, aktivitas pertambangan Blok Mandiodo di Konawe Utara yang merupakan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) untuk sementara dihentikan sebagai buntut dari kasus dugaan korupsi pertambangan ore nikel yang melibatkan mantan pejabat tinggi Kementerian ESDM.

Baca Juga: DPR Tegaskan MIND ID Harus Jadi Pemegang Saham Pengendali Vale Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×