Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Sebagai informasi, kinerja penjualan PCAR masih tergantung pada pasar ekspor. Porsi pasar ekspor sangat dominan hingga di atas 90%. Adapun negara-negara tujuan ekspor adalah Amerika Serikat, Tiongkok dan Taiwan.
Selain produk rajungan, PCAR juga memperkuat diversifikasi produk non-rajungan. Melalui anak usahanya, PCAR juga menjual produk-produk lainnya seperti cumi beku, udang laut beku, serta produk ikan dasar beku. Bersamaan dengan diversifikasi ini, PCAR juga menjajaki peluang ekspor ke negara-negara lainnya.
"Saat ini manajemen sedang fokus untuk memenuhi permintaan yang sudah ada. Namun tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan pangsa pasar ke negara-negara lain khususnya untuk produk non-rajungan," sebut Raditya.
Untuk mencapai target pendapatan sekitar Rp 200 miliar dan laba operasional senilai Rp 2 miliar, PCAR pun melancarkan sejumlah strategi. Antara lain dengan mengoptimalkan rendemen produksi di angka 97% untuk produk rajungan, serta melakukan operasional pabrik anak usaha yang berlokasi di Indramayu.
Dengan begitu, kini PCAR sudah melakukan proses produksi di dua pabrik milik anak usahanya, yakni PT Nuansa Cipta Magello yang berlokasi di Makassar dan PT Karya Persada Khatulistiwa di Indramayu.
Meski belum merinci proyeksi dan realisasi belanja modal (capex) tahun ini, tapi Raditya mengatakan capex PCAR akan dialokasikan untuk mengoptimalkan produksi di dua pabrik tersebut. "Capex tahun ini dialokasikan untuk menyelesaikan kegiatan renovasi pada pabrik Indramayu serta untuk meremajakan beberapa mesin produksi di pabrik Makassar," pungkasnya.
Selanjutnya: Prima Cakrawala Abadi (PCAR) akan kembali mengoperasikan pabrik di Indramayu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News